APAKAH BOLEH PERCAYA KEPADA DIRI SENDIRI ?



Termasuk kesalahan yang tersebar luas adalah seruan agar orang itu percaya kepada diri sendiri, padahal itu tidak dibenarkan dalam doa ma'tsur:

يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث أصلح لي شأني كله ولا تكلني إلى نفسي طرفة عين

“Wahai yang Maha Hidup wahai yang Maha Mengatur seluruh urusan hamba-Nya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan, benahi (perbaiki) untukku seluruh urusanku dan jangan Engkau pasrahkan aku pada diriku sendiri walaupun hanya sekedip mata.”

Dan dalam riwayat Ahmad dalam musnadnya:

وأشهد أنك ان تكلني إلى نفسي تكلني إلى ضيعة وعورة وذنب وخطيئة واني لا أثق إلا برحمتك

“Dan aku bersaksi bahwa jika Engkau pasrahkan aku pada diriku sendiri maka berarti Engkau pasrahkan aku pada kehancuran, aurat (aib), dosa dan kesalahan, dan aku bersaksi bahwa aku tidak percaya kecuali pada rahmat-Mu.”

قال الشيخ محمد بن إبراهيم رحمه الله كما في مجموع فتاواه ورسائله (1/170) في جواب من سأل عن قول من قال: تجب الثقة بالنفس؟ قال: «لا تجب ولا تجوز الثّقة بالنفس، في الحديث فَلاَ تَكِلْنِى إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ»

Syaikh Muhamad bin Ibrahim ketika ditanya tentang pernyataan wajib untuk percaya diri, maka jawab beliau, “Tidak wajib dan bahkan tidak boleh percaya pada diri sendiri, sebagaimana dalam hadits:

فلا تكلني إلى نفسي طرفة عين

“Maka jangan Engkau pasrahkan aku pada diriku sendiri”.”

Majmu Fatawa wa Rosail 1/170

Al-Ustadz Usamah Mahri حفظه الله

مجموعة طريق السلف
www.thoriqussalaf.com
http://telegram.me/thoriqussalaf


Telah disesuaikan dengan konteks bahasa Indonesia. Teks asli berbahasa Melayu.


Diposting ulang pada hari Jum'at, 14 Shafar 1439 H / 3 November 2017 M


http://t.me/nisaaassunnah
http://www.nisaa-assunnah.com

Nisaa` As-Sunnah
Lebih baru Lebih lama