KAJIAN TAUHID
Dari kitab:
Tsalatsatul Ushul
(=Tiga Landasan Utama)
Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله تعالى
Syarah/Penjelasan oleh:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:
Saudaraku seiman, semoga rahmat Allah dilimpahkan untukku dan untuk kalian semua. Amin.
Kita telah sampai pada penjelasan tiga perkara yang wajib diketahui dan diamalkan oleh setiap muslim dan muslimah.
Pekan lalu kita masih mengkaji permasalahan pertama dan belum selesai. (Afwan ada kesalahan, jika tertulis bahwa kita telah masuk masalah kedua).
Maka kami tekankankan kembali bahwa kita masih pada permasalah pertama, yakni: "Bahwa Allah yang telah menciptakan kita dan memberi rezeki kepada kita".
Selanjutnya kita kaji sekarang... (kembali ke matan/isi Kitabut Tauhid:
وَلَمْ يَتْرُكْنَا هَمَلاً
"Dan (Allah) tidak membiarkan kita begitu saja (sia-sia)."
SYARAH/PENJELASAN:
"Inilah kenyataan yang telah ditunjukkan oleh dalil-dalil, baik dalil sam'iyyah maupun dalil 'aqliyyah.
1. Adapun dalil SAM'IYYAH, di antaranya firman Allah ta'ala,
{أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ * فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ} [المؤمنون : 115-116]
"Maka apakah kalian mengira, bahwasanya Kami menciptakan kalian secara main-main, dan bahwa kalian tidak dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya, yang tidak ada sesembahan yang benar selain Dia. Rabb (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia." (QS. Al-Mu`minun:115-116)
Dan firman-Nya:
{أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى* أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَىٰ* ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّىٰ * فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَىٰ* أَلَيْسَ ذَٰلِكَ بِقَادِرٍ عَلَىٰ أَن يُحْيِيَ الْمَوْتَىٰ} [القيامة : 40-36]
"Apakah manusia mengira, bahwa dia dibiarkan begitu saja? Bukankah dia dahulu berupa setetes air mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)? Kemudian air mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakan dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan darinya pasangan laki-laki dan wanita. Bukankah yang demikian itu bahwa Allah berkuasa menghidupkan orang telah mati?" (QS. Al-Qiyamah: 36-40)
Apabila adanya manusia hanya untuk hidup dan bersenang-senang saja sebagaimana bersenang-senangnya binatang lalu kemudian mati tanpa kebangkitan dan tanpa hisab (perhitungan amal), maka ini merupakan perkara yang tidak sesuai dengan HIKMAH Allah azza wa jalla, bahkan kalau begitu maka hal ini merupakan perkara yang murni hanya main-main.
Tidak mungkin Allah menciptakan khalifah ini (manusia) lalu mengutus para Rasul kepadanya, kemudian membolehkan kita untuk menumpahkan darah para penentang dan pembangkang terhadap para rasul عليهم الصلاة والسلام, kemudian... sia-sia tanpa ada balasan pahala.
Ini MUSTAHIL melihat HIKMAH Allah azza wa jalla.
(Selesai syarah).
Kembali ke MATAN:
بَلْ أَرْسَلَ إِلَيْنَا رَسُوْلًا
"Tetapi Dia mengutus kepada kita seorang rasul."
Yakni, bahwa Allah (tidak membiarkan kita sia-sia), tapi Dia telah mengutus kepada kita, segenap umat ini, yakni umat Muhammad صلى الله عليه وسلم seorang rasul yang membacakan kepada kita ayat-ayat Rabb kita, dan telah membersihkan jiwa kita, dan mengajari kita Al-Kitab dan Al-Hikmah, sebagaimana Allah telah mengutus para rasul kepada umat sebelum kita.
Allah tabaraka wa ta'ala berfirman,
{وَإِن مِّنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ}[فاطر : 24]
"Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan." (QS. Fathir: 24)
Merupakan suatu keharusan bagi Allah untuk mengutus para rasul-Nya kepada manusia, agar tegak hujjah (bukti) di hadapan mereka, dan agar mereka beribadah kepada Allah dengan hal-hal yang dicintai dan diridhai-Nya.
Allah tabaraka wa ta'ala berfirman,
{۞ إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ ۚ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا * وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا * رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا} [النساء: 165-163]
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. An-Nisa`: 163-165)
Dan kita tidak mungkin bisa beribadah kepada Allah dengan ridha-Nya, kecuali dengan melalui jalan para rasul عليهم الصلاة والسلام, karena merekalah orang-orang yang bisa menjelaskan kepada kita apa saja yang dicintai dan diridhai oleh Allah, serta apa saja yang bisa mendekatkan kepada Allah azza wa jalla.
Karena itulah, maka termasuk HIKMAH Allah adalah Dia mengutus para rasul kepada manusia untuk menyampaikan berita gembira dan memberi peringatan.
Dalilnya adalah firman Allah ta'ala,
{إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ رَسُولًا * فَعَصَىٰ فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا} [المزمل : 16-15]
"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rasul, yang menjadi saksi atas kalian, sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rasul kepada Fir'aun." (QS. Al-Muzzammil: 15-16)
(selesai syarah)
KETERANGAN TAMBAHAN dari syarah Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Asy-Syaikh حفظه الله:
"Karena manusia diciptakan untuk tujuan beribadah hanya kepada Allah, sedangkan manusia tidak mampu beribadah dengan benar tanpa bimbingan dan petunjuk dari Rasulullah, maka Allah mengutus utusan/rasul-Nya untuk mengajari dan memberi contoh beribadah yang benar kepada Allah. Sehingga manusia tidak tersesat dan tidak tersia-siakan hidupnya.
Maka kebutuhan manusia kepada Rasulullah lebih penting dari sekedar kebutuhan makan dan minum."
Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 16 Jumadil Awal 1437 H / 25 Februari 2016
Akhawati fillah, jika ada yang tidak difahami, silakan dicatat untuk ditanyakan ketika jadwal Tanya Jawab pada hari Kamis dan Jum'at pekan depan.
Barakallahu fikunna.
=============
Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Tsalatsatul Ushul yang telah berlalu, silakan kunjungi website kami,
http://annisaa.salafymalangraya.or.id
Channel Telegram
• http://bit.ly/NisaaAsSunnah
Nisaa` As-Sunnah