Kajian Tauhid Kitab Tsalatsatul Ushul (Pertemuan 17): Dan Barangsiapa Durhaka Kepadanya Pasti Akan Masuk Neraka

Kajian Tauhid Kitab Tsalatsatul Ushul (Pertemuan 17)


KAJIAN TAUHID
Dari kitab:
Tsalatsatul Ushul
(Tiga Landasan Utama) 
Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله تعالى
Syarah/Keterangan oleh:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله


:بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد


Saudaraku seiman, semoga rahmat Allah dilimpahkan untukku dan untuk kalian semua, amin.

Kita lanjutkan kembali kajian tauhid, kita sampai pada janji Allah untuk yang taat kepada Rasul-Nya akan masuk ke dalam surga, selanjutnya kita kembali kepada matan/isi kitab:

Tsalatsatul Ushul hal.33



وَمَنْ عَصَاهُ دَخَلَ النَّارَ

"Dan barangsiapa durhaka kepadanya pasti akan masuk neraka."

Syarah (keterangan):

Ini juga perkara yang hak, dan diambil pemahamannya dari firman Allah ta'ala:

ومن يعص الله ورسوله ويتعد حدوده يدخله نارا خلدا فيها وله عذاب مهين

"Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya, dan untuknya siksa yang hina." 
(QS. An-Nisa': 14)

Dan firman-Nya:

ومن يعص الله ورسوله فقد ضل ضللا مبينا

"Dan barangsiapa durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata." 
(QS. Al-Ahzab: 36)
(Selesai syarah).

Kita kembali ke matan kitab:

:وَالدَّلِيْلُ قَوْلُهُ تَعَالَى
إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُوْلاً شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُوْلاً فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُوْلَ فَأَخَذْنَهُ أَخْذًا وَبِيْلاً 

"Dalilnya, firman Allah ta'ala: "Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rasul yang menjadi saksi untuk kalian, sebagaimana Kami telah mengutus kepada Fir'aun seorang Rasul, tetapi Fir'aun durhaka kepada Rasul itu, maka Kami siksa dia dengan siksaan yang amat berat." (QS. Al-Muzammil: 15-16)

Syarah :

Allah ta'ala juga berfirman:

ومن يعص الله ورسوله فإن له نارا جهنم خالدين فيها أبدا

"Dan barangsiapa durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya untuknya neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya." 
(QS. Al-Jin: 23)

Adapun dalil dari sabda Nabi صلى الله عليه وسلم, yakni pada hadits yang telah lalu:

وَمَنْ عَصَانِيْ دَخَلَ النَّارَ

"Dan barangsiapa durhaka kepadaku maka dia akan masuk ke dalam neraka."

Akhawati fillah, untuk melengkapi pemahaman kita, akan ana tambahkan pada permasalahan pertama ini syarah dari Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Asy-Syaikh حفظه الله تعالى

Kami ringkas sebagai berikut:

Tiga permasalahan yang wajib kita ketahui dan kita amalkan, merupakan permasalahan yang penting sebagai ushul (pondasi) agama.

Masalah pertama, adalah masalah yang agung, sebab jika masalah pertama ini telah benar-benar dipahami oleh seorang hamba, maka akan dapat membimbingnya untuk selalu beramal yang baik, yakni masalah pertama mengajarkan kepada kita bahwa Allah menciptakan kita tidak sia-sia tapi karena ada satu tujuan, apakah tujuan kita diciptakan? 

Tujuannya hanya satu, yakni kita diciptakan untuk beribadah hanya kepada Allah, tidak ibadah kepada selain Allah.

Lalu bagaimana cara beribadah yang diinginkan oleh Allah? 

Manusia paling pandai sekalipun tidak akan mengerti cara beribadah yang benar!

Karena itulah Allah mengutus utusan-Nya, para Rasul diutus oleh Allah untuk membimbing, memberi peringatan, dan mengajarkan serta memberi contoh tauladan cara beribadah yang benar

Sehingga jalan yang benar untuk mendapati ridha Allah hanyalah ada satu jalan, yaitu ittiba' (mengikuti) jalan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Dari sinilah terjadi pertentangan dan permusuhan kepada Rasul utusan Allah, dimana Rasul mengajarkan cara ibadah yang dicintai dan diridhai oleh Allah, sementara mereka yang menentang Rasul menginginkan ibadah kepada Allah dengan cara yang mereka sukai bukan seperti yang dikehendaki oleh Allah, karena sebab inilah terjadi permusuhan dan kebencian kaum musyrikin kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Hal ini sebagaimana perkataan sebagian ulama salaf:

 لَيْسَ الشَّأْنُ أنُْ تُحِبَّ وَلَكِنَّ الشَّأْنُ أَنْ تُحَبَّ

"Perkaranya bukanlah bagaimana kamu mencintai, akan tetapi perkaranya (yang benar) bagaimana kamu dicintai."

Masalahnya bukan bagaimana kamu mencintai Allah, sebab orang-orang musyrik, ahlul bid'ah, orang-orang sesat mengaku mencintai Allah, tapi...apakah Allah cinta kepada mereka?

Bahkan mungkin mereka yang shalat, puasa, shadaqah, mereka mengaku cinta kepada Allah, tapi mereka melakukan kebid'ahan bahkan mungkin kesyirikan, jadi masalahnya bukan bagaimana seorang hamba mencintai Allah, tapi yang benar bagaimana seorang hamba dicintai oleh Allah.

Lalu kapan seorang hamba dicintai oleh Allah ?

Jawabannya:

Si hamba harus menempuh jalan yang dicintai dan diridhai oleh Allah.

Alhamdulillah, Allah ta'ala telah menjelaskan jalan tersebut dalam firman-Nya:

قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله

"Katakanlah, jika kamu (mengaku) mencintai Allah, maka ittiba'lah (taati) aku, maka Allah akan mencintaimu." 
(QS. Al-Imran: 31)

Maka ternyata jalan untuk mendapat cinta Allah dengan menaati Rasulullah صلى الله عليه وسلم

Bahkan setelah diutusnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم sebagai Nabi dan Rasul terakhir, maka terhapuslah semua risalah Rasul sebelum beliau, juga terhapus semua kitab sebelum beliau عليه الصلاة والسلام, maka yang tinggal hanya satu jalan menuju cinta dan ridha Allah, yaitu hanya jalan Muhammad عليه الصلاة والسلام, inilah satu-satunya jalan untuk diikuti agar mendapati cinta dan ridha Allah, adapun jalan selain itu adalah jalan kesesatan.

Inilah permasalah pertama yang harus kita pahami dan amalkan.

(Selesai syarah dari Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Asy-Syaikh yang kami terjemahkan secara ringkas, pen.)

2. PERMASALAHAN KEDUA YANG WAJIB KITA PELAJARI:

Bersambung in sya Allah

Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Kamis, 15 Jumadil Akhir 1437 H / 24 Maret 2016 M



Nisaa' As-Sunnah
Lebih baru Lebih lama