Kajian Tauhid Kitab Tsalatsatul Ushul (Pertemuan 18): Bahwa Allah Ta'ala Tidak Ridha untuk Disekutukan dengan Sesuatu Apapun dalam Beribadah Kepada-Nya

bahwa Allah ta'ala tidak ridha untuk disekutukan dengan sesuatu apapun dalam beribadah kepada-Nya


KAJIAN TAUHID
Dari kitab:
Tsalatsatul Ushul
(Tiga Landasan Utama) 
Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله تعالى
Syarah/Keterangan oleh:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله



بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد :



Saudaraku seiman, semoga rahmat Allah dilimpahkan untukku dan untuk kalian semua, Amin.

2. PERMASALAHAN KEDUA YANG WAJIB KITA PELAJARI DAN KITA AMALKAN ADALAH:


أَنَّ اللَّهَ لاَ يَرْضَى أَنْ يُشْرَكَ مَعَهُ أَحَدٌ فِيْ عِبَادَتِهِ لاَ مَلَكٌ مُقَرَّبٌ، وَلاَ نًبِيٌّ مُرْسَلٌ. وَالدَّلِيْلُ قَوْلُهُ تَعَالَى : {وَأَنًّ المساجد لله فلا تدعوا مع الله أحدا

Artinya : "Bahwa Allah tidak ridha jika disekutukan dengan dengan sesuatu yang lain bersama-Nya dalam beribadah kepada-Nya, apakah itu (disekutukan) dengan malaikat yang terdekat, ataupun seorang Nabi yang diutus. 

Dalilnya, Allah ta'ala berfirman: 

"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kalian menyembah sesuatu disamping menyembah Allah." (QS. Al-Jin: 18)

SYARAH/KETERANGAN:

Yakni permasalahan kedua yang wajib kita ketahui yaitu bahwa Allah ta'ala tidak ridha untuk disekutukan dengan sesuatu apapun dalam beribadah kepada-Nya, bahkan Dialah satu-satunya yang berhak untuk diibadahi, dalilnya seperti yang telah disebutkan oleh penulis رحمه الله berupa firman Allah ta'ala:

وأن المسجد لله فلا تدعوا مع الله أحدا

"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kalian menyembah sesuatu pun di samping menyembah Allah." (QS. Al-Jin: 18)

Allah ta'ala melarang beribadah kepada sesuatu apapun di samping beribadah kepada Allah.
Dan tidaklah Allah melarang sesuatu kecuali hal itu tidak diridhai-Nya. Allah ta'ala berfirman:

إن تكفروا فإن الله غني عنكم ولا يرضى لعباده الكفر، وإن تشكروا يرضه لكم

"Jika kalian kufur, maka sesungguhnya Allah tidak membutuhkan (kepada iman) kalian dan Dia tidak ridha kekafiran bagi hamba-Nya, dan jika kalian bersyukur maka Dia meridhai kalian." (QS. Az-Zumar: 7)

Juga Allah berfirman:

فإن ترضواعنهم فإن الله لا يرضى عن القوم الفسقين

"Maka jika kalian ridha kepada mereka, maka sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang fasik." (QS. At-Taubah: 96)

Maka kekufuran dan kesyirikan tidak diridhai oleh Allah ta'ala.

Bahkan Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab suci hanyalah untuk   memerangi dan menghukum kekafiran dan kesyirikan.
Allah ta'ala berfirman:

وقتلوهم حتى لا تكون فتنة ويكون الدين كله لله

"Dan perangilah mereka, sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama itu hanya semata-mata untuk Allah." (QS. Al-Baqarah: 193)

Jika Allah tidak ridha kepada kekufuran dan kesyirikan, maka wajib seorang mukmin untuk  tidak ridha juga dengan keduanya.
Karena seorang mukmin itu ridha dan bencinya mengikuti ridha dan bencinya Allah, maka:

dia benci apa yang dibenci oleh Allah, dan

dia ridha apa yang diridhai oleh Allah ta'ala

Dan demikianlah jika Allah tidak ridha kekufuran dan kesyirikan, maka tidak pantas bagi seorang mukmin untuk meridhainya.

Syirik itu sesuatu yang berbahaya, Allah ta'ala berfirman:

إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki." (QS. An-Nisa': 48)

Allah ta'ala juga berfirman:

إنه من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار، وما للظلمين من أنصار

"Sesungguhnya orang yang menyekutukan Allah, maka sungguh Allah haramkan surga untuknya dan tempat kembalinya neraka, dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang zalim." (QS. Al-Maidah: 72)

Dan Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ لَقِيَ اللَّهُ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَقِيَهُ يُسْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّار َ

"Barang siapa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, maka dia masuk surga, dan barangsiapa berjumpa dengan-Nya dalam keadaan dia menyekutukan-Nya dengan sesuatu maka dia masuk neraka." (HR. Bukhari dalam kitab al-Ilmu, dan Muslim dalam kitab al-Iman)


3. Bersambung insya Allah

Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Kamis, 29 Jumadil Akhir 1437 H / 7 April 2016 M



Nisaa' As-Sunnah
Lebih baru Lebih lama