Pertemuan :156
KAJIAN FIKIH
Dari kitab:
Fiqh Al-Mar'ah Al-Muslimah
Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:
3. Ketika matahari tegak di tengah langit sampai tergelincir ke arah barat.
Yakni, ketika matahari telah sampai di puncaknya di tengah-tengah ufuk langit, maka setelah itu matahari mulai menurun/tergelincir ke arah barat.
Dalilnya adalah hadits Uqbah bin Amir رضي الله berkata,
ثلاث ساعات نهانا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نصلي فيهن، وأن نقبر فيهن موتانا : حين تطلع الشمس بازغة حتى ترتفع، وحين يقوم قائم الظهيرة، وحين تضيف الشمس للغزوب حتى تغرب.
Sisi pendalilan dari hadits di atas adalah kalimat kita dilarang shalat di waktu-waktu tersebut.
Adapun antara fajar Shubuh sampai terbitnya matahari, dan dari shalat Ashar sampai tenggelamnya matahari, maka telah banyak riwayat dari para sahabat, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم melarang shalat setelah shalat fajar Shubuh sampai matahari terbit, dan melarang shalat setelah shalat Ashar sampai matahari tenggelam.
4. Setelah shalat Ashar sampai matahari tenggelam.
Dalilnya adalah dalam riwayat Bukhari Muslim dan selainnya dari hadits Abu Said Al-Khudri bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم,
نهى عن الصلاة بعد الفجر حتى تطلع الشمس، وبعد العصر حتى تغرب الشمس.
"(Nabi صلى الله عليه وسلم) melarang shalat setelah Fajar sampai matahari terbit, dan setelah Ashar sampai matahari tenggelam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Yang dimaksud dengan matahari tenggelam adalah sejak matahari berada di barat sampai tenggelam dengan sempurna.
5. Ketika matahari telah sempurna berada di barat.
Yakni, ketika matahari telah berada di barat, maka matahari nampak jelas bulat dan besar, setelah itu matahari mulai tenggelam, inilah waktu terlarang untuk shalat sampai matahari tenggelam secara keseluruhan.
Berdasarkan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam hadits Uqbah:
وحين تضيف الشمس للغروب حتى تغرب.
"Ketika matahari akan tenggelam sampai tenggelam (secara sempurna)." (HR. Muslim)
Akan tetapi yang nampak bahwa makna تضيف yaitu تميل, yakni matahari telah condong di barat. Dan seharusnya kita katakan, bahwa ukurannya atau jarak matahari dengan tempat tenggelamnya sama seukuran dengan terbitnya, yakni seukuran anak panah (kira-kira satu hasta atau satu meter).
Maka jika jarak antara matahari dengan tempat tenggelamnya sepanjang satu anak panah, maka inilah awal waktu dilarangnya shalat, inilah yang nampak dari makna hadits Uqbah رضي الله عنه.
Akan tetapi terdapat riwayat yang shahih dari Ibnu Umar bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
إذا غاب حاجب الشمس فأخروا الصلاة حتى تغيب.
Inilah lima waktu larangan shalat secara terperinci.
Adapun secara ringkas, hanya ada tiga waktu larangan shalat, yaitu:
1. Dari sejak fajar Shubuh sampai matahari terbit dan naik setinggi anak panah.
2. Ketika matahari tegak di tengah langit.
3. Setelah shalat Ashar sampai matahari tenggelam dengan sempurna.
APA HIKMAH DILARANGNYA SHALAT DI WAKTU-WAKTU TERSEBUT❓
Bersambung insya Allah
Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Selasa, 23 Dzulhijjah 1439 H / 4 September 2018 M.
Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing.
Barakallahu fikunna
#NAFiqih #NAFQ156
===================
Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Fiqh Al-Mar'ah Al-Muslimah yang telah berlalu, silakan mengunjungi:
Channel Telegram
Website
● http://www.nisaa-assunnah.com
🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀