KISAH PELACUR DAN ANJING YANG KEHAUSAN




KISAH  PELACUR DAN ANJING YANG KEHAUSAN



Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bercerita, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ إِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إِسْرَائِيلَ فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ



“Seekor anjing berputar-putar di sekeliling sebuah sumur, dalam keadaan dia hampir mati kehausan. Tiba-tiba seorang pelacur dari kalangan Bani Israil melihatnya. Kemudian wanita itu melepas sepatunya lalu memberi minum anjing tersebut. Karena itu, dia diampuni oleh Allah.”
(HR. al-Bukhari 4/216 [2467] dan Muslim no. 2245)


Di siang terik itu, tanah dan batu bagai tungku api raksasa. Ia membakar semua yang di atasnya. Seekor anjing berjalan tertatih-tatih sambil menjulurkan lidahnya. Namun, itu bukan sekadar kebiasaannya.

Semangat hidupnya seolah terbangkit ketika mencium bau air yang segar. Dia pun berjalan mengitari sebuah sumur yang ada di tanah sunyi itu, mencari jalan untuk meminum airnya. Tentu saja tidak mungkin. Air itu jauh di dasar sumur.

Akhirnya, anjing itu hanya berputar-putar di sekelilingnya. Bagaimana caranya agar dia dapat minum? Adakah jalan untuk menuruni sumur itu? Berkali-kali dia mengitari sumur itu dengan rasa panik karena kehausan. Apakah dia akan mati di tepi sumur itu?

Jangan dikira dia sekadar berusaha. Anjing juga makhluk Allah subhanahu wa ta’ala, yang malah lebih mulia dari kebanyakan makhluk yang berpakaian. Anjing juga hamba-hamba Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan, ada yang lebih taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala daripada sebagian orang yang bersorban.


Pernah dinukil dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Anjing yang tepercaya lebih baik daripada manusia yang khianat.”

Itulah seekor anjing. Dia juga bertasbih, beribadah, berdoa dengan cara yang ditentukan oleh Allah subhanahu wa ta’ala bagi mereka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,


تُسَبِّحُ لَهُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ ٱلسَّبۡعُ وَٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهِنَّۚ وَإِن مِّن شَيۡءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمۡدِهِۦ وَلَٰكِن لَّا تَفۡقَهُونَ تَسۡبِيحَهُمۡۚ


“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kalian tidak mengerti tasbih mereka….”
(al-Isra: 44)



Sambil berputar-putar dia tetap berdoa dengan cara yang hanya dimengerti oleh Penciptanya subhanahu wa ta’ala. Keadaan darurat yang dialami anjing itu sudah merupakan ungkapan permohonan sendiri.

Allah subhanahu wa ta’ala adalah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang kepada hamba-hamba-Nya, siapa pun dia, makhluk apa pun dia. Apa pun pekerjaannya dan bagaimanapun statusnya.

Semua yang ada di bumi dan di langit, Allah subhanahu wa ta’ala yang mengatur rezeki mereka. Walaupun seekor anjing, Allah subahanhu wa ta’ala tetap memperhatikan kebutuhannya.

Tak berapa lama, lewatlah seorang wanita Bani Israil. Wanita ini dikenal sebagai baghiy (pelacur). Dari kejauhan, dia melihat seekor anjing berputar-putar di sebuah sumur. Ada apa dengan anjing tersebut? Mengapa dia berputar-putar di sekeliling sumur itu? Apakah makanannya terjatuh ke dalam sumur itu? Atau ada anjing lain yang terjatuh ke dalamnya? Ada apa?

Akan tetapi, karena dia juga kehausan, dia pun melangkah menuju sumur itu. Ternyata, itulah sumur satu-satunya di jalan yang sunyi itu. Semakin dekat, wanita itu baru mengerti kalau anjing itu ternyata hampir mati kehausan.

Wanita itu melihat-lihat adakah sesuatu yang dapat dipakai untuk mengambil air di dalam sumur tersebut? Ternyata tidak ada. Akhirnya, dia nekat menuruni sumur itu sambil membawa sepatunya untuk mengambil air.


Um Abdul Aziz Madiun: Tak lama kemudian, wanita itu keluar dari dalam sumur sambil menenteng sepatunya yang berisi air. Setelah itu dia meminumkannya kepada anjing itu. Tidak diceritakan berapa kali dia naik turun mengambil air. Paling tidak dengan hanya sebuah sepatu, tentu tidak cukup menghilangkan haus anjing itu.



Dengan telaten dia meminumkannya kepada anjing tersebut sementara dia sendiri juga kehausan. Tak lama anjing itu pun segar kembali.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala mengampuninya. Hanya karena memberi minum seekor anjing, wanita itu diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Padahal, pekerjaannya selama ini bukanlah pekerjaan yang mulia. Dosa besar.


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,


وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا


“Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, serta jalan yang buruk.” (al-Isra: 32)



Tentu saja, semua ini didasari oleh keimanan yang murni, sebagaimana ditegaskan dalam hadits Anas radhiyallahu ‘anhu di atas. Kalau tidak, belum tentu semua baghiy akan memperoleh ampunan hanya karena memberi minum seekor anjing. Renungkan kembali hadits tentang tiga orang yang dilemparkan ke dalam neraka pertama kali.




⚪ WhatsApp Salafy Indonesia

⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy




💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎



📲 Diposting ulang oleh




🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀









Lebih baru Lebih lama