Fatawa Al-Mar'ah Al-Muslimah (Pertemuan 10)



بسم الله الرحمن الرحيم
  الحمد لله، الصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه، أما بعد،

In syaa Allah kita akan melanjutkan materi kita pada hari ini, yaitu

FATAWA AL-MAR`AH AL-MUSLIMAH

Oleh: AL-IMAM MUQBIL BIN HADI AL-WADI'I RAHIMAHULLAH

نسأل الله العون...

FATWA KELIMA:

PERINGATAN DARI PENYAMARAN MUBTADI' DENGAN NAMA DAKWAH

Soal Pertama:

Sebagian wanita dari (Jami'ah, pent) Al-Ishlah mengundang kami untuk menghadiri acara-acara mereka seperti acara penikahan dan acara ceramah-ceramah mereka, apakah kami boleh menghadiri undangan tersebut?

Jawab:

Saya tanyakan kepada kalian; apakah pintu dakwah telah ditutup dari wajah-wajah kalian?! Sampai tidaklah tersisa kecuali dengan kalian pergi menghadiri (undangan, pent.) Al-Ishlah?!! Mengapa kalian pergi? Manusia lebih mempercayai sunnah dan dengan ahlussunnah, manusia lebih merasa tenang dengan kalian dan mereka mendatangi kalian, adapun mereka tidaklah mereka mengundang kalian kecuali untuk menjelaskan kepada manusia bahwa kalian adalah bagian dari mereka, dan bahwasanya kalian tidak mengingkari apa yang mereka lakukan.

Saya menasehatkan untuk setiap sunni dan sunniyyah untuk menjauhi mereka walaupun ikhwan al-muflisun[1] datang dan mereka katakan: kami akan membuka untuk kalian sekolah tahfizh Al-Qur'an, kita katakan: kami tidak ingin kalian dan tidak ingin menggali sumur dari kalian dan juga kami tidak menginginkan sesuatu dari kalian karena kalian tidak melakukan sesuatu karena Allah bahkan kalian hanya melakukannya dikarenakan keperluan golongan.

Mereka datang ke Asy-Syaikh Muhammad bin Abdilwahab[2] di Hudaidah dan mereka katakan: Wahai syaikh, kami ingin untuk membuka sekolah tahfizh Al-Qur'an di masjidmu apakah kamu setuju? Beliau berkata: dan apa? Siapa yang akan menjadi guru-gurunya? Mereka katakan: kami yang akan mendatangi para guru. Beliau berkata: Siapa yang akan mengasuh sekolah? Mereka katakan: kami pengasuhnya, beliau katakan: Kalian orang-orang yang lalai, dungu, kalian tidak memiliki siasat, seandainya kalian memiliki siasat sungguh saya akan katakan untuk kalian kamu adalah kepala sekolahnya, dan kamu penanggung jawab madrasahnya dan kamu yang akan mendatangkan para guru, kemudian kalian akan menarik sekolah dari kami sedikit demi sedikit, akan tetapi pekerjaan kalian ini adalah pekerjaan orang-orang yg lalai lagi dungu, kami tidak butuh dengan sekolah kalian, wallahul musta'an.

Yang terpenting wahai ikhwan, mengapa mereka menerimamu sebagai guru atau penasehat sedangkan mereka melarikan diri dengan anak-anak mereka dan pemuda-pemuda mereka dari Muqbil bin Hadi!!.

Kami mampir di daerah Ibb dan ketika itu ada muhadharah (ceramah) di masjid Umar bin Abdil'aziz berkata para ikhwan: ini adalah tempat tinggal milik pelajar ma'had, kami naik dan mereka turun dan dikatakan kepada mereka: (yaitu berkata kepala sekolah pusat bagi pelajar mereka, pent.) kami memiliki acara sore dan bincang-bincang di malam hari (yakni di tempat lain yang mengikuti ikhwan al-muflisun, pent.).

 مُسْتَكْبِرِينَ بِهِ سَامِرًا تَهْجُرُونَ

"Dengan menyombongkan diri terhadap Al-Qur'an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari."

setiap kali mereka katakan: kami memiliki acara di malam hari saya teringat ayat ini:

مُسْتَكْبِرِينَ بِهِ سَامِرًا تَهْجُرُونَ

"Dengan menyombongkan diri terhadap Al-Qur'an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari." [QS. Al-Mu'minun: 67]

Demikian juga ketika kami turun ke daerah Ta'iz mereka katakan: Mereka membawa gandum bersama mereka karena mereka akan rihlah (melakukan perjalanan, pent.).

Maka mengapa mereka mengundangmu untuk berceramah sedangkan mereka tidak menginginkan Muqbil mendatangi mereka -na'am- bersama-sama dengan mereka?! Kamu tidak akan mengetahui kecuali ketika anti telah menjadi hizbiyyah, maka berhati-hatilah kamu, berhati-hatilah kamu dari mendekat dengan mereka, jauhlah dari mereka dan dari ceramah-ceramah mereka, tidak ada larangan bagi kalian untuk mengisi ceramah bagi para wanita ahlussunnah, wallahul musta'an.

Sumber: Kaset pertanyaan-pertanyaan wanita As-Sadah,
Fatawa Al-Mar`ah Ash-Shalihah lil Imam Al-Wadi'i rahimahullah [hal. 33]

=======================
Footnote:
[1] Di antara sebutan untuk para hizbiyyun.
[2] Yakni dahulu pada zaman Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah masih hidup.

Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu 'Ubaidah Ruqayyah Al-Ambuniyyah hafizhahallah



WA. Nisaa' As-Sunnah.
Lebih baru Lebih lama