TANYA JAWAB NISAA` AS-SUNNAH 5 Jum'at, 4 Shafar 1438 H / 4 November 2016



PERTANYAAN 1

Bismillah.
Ana mohon bimbingan, ana belum lama hijrah, suami dan keluarga ana serta keluarga suami masih awam, alhamdulillah suami mengizinkan ana ikut ta'lim dan anak sekolah TS (Madrasah Salaf). Namun suami pernah berkata, 'kamu boleh ikut salaf, tapi jangan paksa aku (suami) dan anak-anak ikut salaf, biar mereka menentukan pilihannya sendiri.' Ana jawab, 'tapi kita sebagai orang tua yang wajib mendidik dan menuntun mereka dalam ilmu agama yang haq.'

Bagaimana ya Ustadzah?
Kita sering berbeda, ana memberi nasihat sedikit demi sedikit pada suami untuk shalat jamaah, tidak main musik, merokok, menghadiri acara tahlilan/slametan. Hujjah sudah ana sampaikan namun beliau belum memahaminya sehingga masih mengamalkan hal tersebut, di dalam rumah bermain musik sedangkan ana mengajarkan anak agar menjauhi musik.
Apakah ana harus selalu menasihati hal tersebut berulang-ulang Ustadzah?
Atau cukup dengan mendoakannya?
Ana pun menasihati agar beliau mengikuti dan mendengarkan kajian, namun belum juga ada minat. Suami ana bekerja di luar kota.
Jazakillahu khairan.

JAWABAN

Anti mendapati ujian berupa suami yang belum mau mengenal salaf juga masih melakukan maksiat, maka kewajiban anti adalah terus menasihati dan mendoakan suami agar mendapat hidayah dari Allah, anti sebagai istri dan ibu anak-anak anti mempunyai kewajiban khusus, sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

والمرأة راعية في بيت زوجها ومسؤولة في رعيتها


"Dan wanita (istri) pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya"


Istri memimpin maksudnya mendidik, memberi contoh yang baik kepada suami dan anaknya, yang penting selain nasihat adalah CONTOH yang baik, tunjukkan ibadah dan akhlak yang baik di hadapan suami dan anak-anak, bacalah Al-Qur'an di depan suami dan anak-anak, dan jangan putus asa dari rahmat Allah. Yakinlah bahwa doa anti akan dikabulkan.
Barakallahu fiki.



PERTANYAAN 2

Ustadzah saya ingin bertanya, bagaimana cara shalat agar benar benar khusyuk dan iman tidak melemah?
Dan mengapa saat membaca surah-surah Al-Quran tubuh terasa merinding, apakah itu pertanda setan penggoda yang merasuki tubuh kita sedang bereaksi?

Jazakillahu khairan wabarakallahu fiki

JAWABAN

Supaya bisa khusyuk ketika shalat, yaitu dengan cara
- memahami apa yang kita baca,
- menghayati gerakan-gerakan shalat,
- mengenal Allah, dengan mempelajarai ilmu tauhid,
- melakukan IHSAN dalam shalat,
- menjauhkan semua hal duniawi yang membuat hati tidak khusyuk.

Supaya iman tidak melemah, lakukan selalu ketaatan kepada Allah termasuk thalibul ilmi,

الإيمان يزيد باالطاعة

"Iman itu bertambah dengan melakukan ketaatan.


وينقص بالمعاصي

Dan (iman) itu berkurang dengan melakukan maksiat."


Membaca Al-Qur'an tubuh merinding, insya Allah itu pertanda baik, teruslah dan perbanyak membaca Al-Quran. Allahu a'lam wabarakallahu fiki.


PERTANYAAN 3

Bismillah.
Afwan Ustadzah ana ingin menanyakan tentang sunnah- sunnah wudhu yang kemarin sudah dibahas pada tanya jawab di grup Nisaa`As-Sunnah 3, berkaitan dengan membaca bismillah/tasmiyah sebelum wudhu.

Yang ingin ana tanyakan:
Jika kita hendak berwudhu di kamar mandi (yakni sebelum masuk kamar mandi membaca basmalah terlebih dahulu), apakah wudhu tersebut pahalanya tetap sempurna karena ada uzur di kamar mandi untuk membaca basmalah (yakni tidak boleh berkata apapun di kamar mandi)?

Mohon penjelasan Ustadzah. Jazakillahu khairan.

JAWABAN

Jika sudah membaca BASMALAH sebelum masuk kamar mandi kemudian berwudhu dan tidak perlu bahkan tidak boleh membaca bismillah di dalam kamar mandi, maka wudhunya sudah teranggap diawali dengan basmalah sehingga mendapat pahala wudhu sempurna. Barakallahu fiki



PERTANYAAN 4

Bismillah.
Ustadzah, saya mau bertanya, bagaimana jika kita tinggal di sekitar lingkungan yang mengamalkan bid'ah, baik dalam cara beribadah maupun dalam perayaan hari tertentu, seperti mengadakan acara yasinan, diba'an, selamatan, dsb. Bahkan keluarga sendiri sering mengadakannya, dan saya sebagai manusia di antara mereka tidak mungkin menasihati, karena saya juga belum lama mengenal salaf. Afwan di lingkungan saya, tidak ada yang mengenal Salaf selain saya.
Apakah saya berdosa Ustadzah?
Terimakasih.

JAWABAN

Hidup di lingkungan ahlul bid'ah itu berat bagi ahlussunnah, jika mampu hijrah ke lingkungan ahlussunnah, maka itu lebih baik, tapi sebagai wanita yang lemah sehingga tidak mampu hijrah tapi jika bisa TETAP ISTIQAMAH di atas Sunnah di lingkungan ahlul bid'ah, maka PAHALANYA lebih besar bagi mereka yang lebih mudah istiqamah di atas sunnah ketika tinggal di lingkungan ahlussunnah, maka tetaplah istiqamah di atas sunnah, jika tidak mampu menasihati dengan lisanul maqal (nasihat dengan lisan) karena merasa kurang ilmu, maka berikan nasihat dengan lisanul hal, yakni dengan memberi contoh amalan-amalan sunnah, terutama di lingkungan keluarga sendiri, dan berdoalah terus agar TETAP istiqamah. Barakallahu fiki



PERTANYAAN 5

Bismillah.
Apa hukum seorang istri ikut bekerja di luar rumah? Ana berjualan di lokasi pasar dan tiap hari bertransaksi dengan laki-laki ajnabi. Sementara ana belum berniqab, karena suami belum mengizinkan.
Mohon solusi dari Ustadzah.

Jazakillah khairan

JAWABAN

Istri bekerja di luar rumah hukumnya BOLEH, tapi dengan syarat tidak ikhtilath (campur baur dengan laki-laki)  juga tidak membuat pekerjaan dalam rumah tangga terbengkalai tidak terurus, bertransaksi dengan laki-laki ajnabi juga tidak berniqab merupakan pekerjaan yang dibarengi dengan bermaksiat kepada Allah, takutlah kepada Allah! Masih banyak pekerjaan halal yang bisa dilakukan wanita tanpa harus ikhtilath dengan laki-laki, jika pekerjaannya halal cara mencari rezeki dengan cara halal tanpa disertai pelanggaran hukum syariat, maka rezeki yang diperoleh akan menjadi BARAKAH, bukankah itu yang kita cari? Barakah dalam rezeki. Allahu a'lam wabarakallahu fiki.

         
http://www.nisaa-assunnah.com
http://annisaa.salafymalangraya.or.id
http://tlgrm.me/nisaaassunnah


Nisaa` As-Sunnah

Lebih baru Lebih lama