Kitab Fiqh Al Mar'atul Muslimah (Pertemuan 96) : SHALAT TARAWIH

SHALAT TARAWIH


KAJIAN FIKIH
Dari kitab:
Fiqhu Al-Mar`ati Al-Muslimati
Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin _رحمه الله_



بسم الله الرحمن الرحيم
:الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد

Akhawati fillah kita lanjutkan kajian fikih, masih pada bab Macam-Macam Shalat Tathawwu.

Kita sampai pada
SHALAT TARAWIH

Yaitu shalat malam di bulan Ramadhan.

Dinamakan TARAWIH, karena manusia mengerjakannya dengan LAMA berdiri, rukuk, dan sujudnya.

Jika telah melaksanakan shalat sebanyak empat rakaat lalu mereka ISTIRAHAT, kemudian melanjutkan kembali dengan shalat empat rakaat, lalu ISTIRAHAT, setelah itu shalat TIGA rakaat.

Dalilnya hadits Aisyah رضي الله عنها berkata,

*كان النبي صلى الله عليه وسلم لا يزيد في رمضان ولا غيره على إحدى عشرة ركعة، يصلي أربعا،  فلا تسأل عن حسنهن وطولهن، ثم يصلي أربعا، فلا تسأل عن حسنهن وطولهن، ثم يصلي ثلاثا.*

"Nabi صلى الله عليه وسلم tidak pernah shalat lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan, beliau shalat empat rakaat dan jangan tanyakan bagus dan lamanya shalat beliau, kemudian beliau shalat lagi empat rakaat dan jangan tanyakan bagus dan lamanya shalat beliau, kemudian beliau shalat tiga rakaat."

Yang dimaksud dengan EMPAT RAKAAT shalat yang beliau kerjakan, empat rakaat pertama dan empat rakaat kedua beliau kerjakan dengan cara SALAM SETIAP DUA RAKAAT, sebagaimana penafsiran Aisyah رضي الله عنها yang berkata,

*كان النبي صلى الله عليه وسلم يصلي في الليل إحدى عشر ركعة،  يسلم من كل ركعتين.*

"Nabi صلى الله عليه وسلم shalat malam sebelas rakaat, beliau salam pada setiap dua rakaat."

Maka dengan penjelasan di atas, kita mengetahui bahwa seseorang yang berpendapat bahwa sebelas rakaat itu dikerjakan dengan empat rakaat sekaligus dengan satu salam, lalu empat rakaat lagi dengan satu salam, maka ini pendapat yang TIDAK BENAR, kemungkinan sebabnya adalah
dia tidak melihat hadits yang menjelaskan bahwa beliau salam pada setiap dua rakaat.

Meskipun di hadits pertama Aisyah رضي الله عنها tidak menjelaskan secara terperinci, akan tetapi Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

*صلاة الليل مثنى مثنى*

"Shalat malam itu dua rakaat dua rakaat." (Muttafaqun 'alaih)

Maka dari hadits tersebut dihukumi bahwa yang dimaksud dengan  empat rakaat adalah SALAM PADA SETIAP DUA RAKAAT. Karena perbuatan Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang secara mujmal (ringkas) ditafsirkan dengan sabda beliau yang mufashshal (terperinci) dalam hadits di atas.

Adapun shalat witir, maka akan dijelaskan berikut ini insya Allah,  bahwa minimal shalat witir hanya satu rakaat, dan maksimal sebelas rakaat.

Berikut ini akan dijelaskan sifat shalat witir.

SHALAT WITIR
Bersambung insya Allah

Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Selasa, 3 Jumadil Awal 1438 H / 31 Januari 2017 M.

Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan ketika jadwal Tanya Jawab hari Kamis dan Jum'at pekan ini.

Barakallahu fikunna

Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Fiqh Al-Mar`ah Al-Muslimah yang telah berlalu, silakan mengunjungi:

Website
       ● http://www.nisaa-assunnah.com

Channel Telegram
       ● http://t.me/nisaaassunnah
       ● http://t.me/fiqihwanitamuslimah



Nisaa` As-Sunnah
Lebih baru Lebih lama