MENELADANI NABI DALAM BER’IEDUL FITRI


 MENELADANI NABI DALAM BER’IEDUL FITRI (Bagian 05)

✒ Ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar ZA, Lc.

💬 Bertakbir Ketika Keluar Menuju Tempat Shalat

✅ “Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam keluar di Hari Raya Idul Fitri lalu beliau bertakbir sampai datang ke tempat shalat dan sampai selesai shalat. Apabila telah selesai shalat beliau memutus takbir.” (Shahih, Mursal Az-Zuhri, diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dengan syawahidnya dalam Ash-Shahihah no. 171)

✅ Asy-Syaikh Al-Albani berkata: “Dalam hadits ini ada dalil disyariatkannya apa yang diamalkan kaum muslimin yaitu bertakbir dengan keras selama perjalanan menuju tempat shalat walaupun banyak di antara mereka mulai menggampangkan sunnah (ajaran) ini, sehingga hampir-hampir menjadi sekedar berita (apa yang dulu terjadi). Hal itu karena lemahnya mental keagamaan mereka dan karena rasa malu untuk me-nampilkan sunnah serta terang-terangan dengannya. Dan dalam kesempatan ini, amat baik untuk kita ingatkan bahwa me-ngeraskan takbir di sini tidak disyariatkan padanya berpadu dalam satu suara seba-gaimana dilakukan sebagian manusia2…” (Ash-Shahihah: 1 bagian 1 hal. 331)

💬 Lafadz Takbir

✅ Tentang hal ini tidak terdapat riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam –wallahu a’lam–. Yang ada adalah dari shahabat, dan itu ada beberapa lafadz.

✅ Asy-Syaikh Al-Albani berkata: Telah shahih mengucapkan 2 kali takbir dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu'anhu: Bahwa beliau bertakbir di hari-hari tasyriq. (HR. Ibnu Abi Syaibah, 2/2/2 dan sanadnya shahih)

🔎 Namun Ibnu Abi Syaibah menyebut-kan juga di tempat yang lain dengan sanad yang sama dengan takbir tiga kali. Demikian pula diriwayatkan Al-Baihaqi (3/315) dan Yahya bin Sa’id dari Al-Hakam dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dengan tiga kali takbir. Dalam salah satu riwayat Ibnu ‘Abbas disebutkan (Lihat Irwa`ul Ghalil, 3/125).

📝 Footnote

2 Karena Nabi tidak memberi contoh demikian dalam ibadah ini. Lain halnya –wallahu a’lam– bila kebersamaan itu tanpa disengaja.

🔓 Bersambung ke bagian 06

📡 Sumber:
https://www.google.co.id/amp/asysyariah.com/meneladani-nabi-dalam-beriedul-fitri/amp/
-----------

📬 Diposting hari Ahad, 25 Ramadhan 1439 H / 10 Juni 2018 M
● http://t.me/nisaaassunnah
● http://www.nisaa-assunnah.com

🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀

MENELADANI NABI DALAM BER’IEDUL FITRI (Bagian 06)

✒ Ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar ZA, Lc.

🏞 Tempat Shalat Id

✒ Banyak ulama menyebutkan bahwa petunjuk Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam shalat dua hari raya adalah beliau selalu melakukannya di mushalla.
◼ Mushalla yang dimaksud adalah tempat shalat berupa tanah lapang dan bukan masjid, sebagaimana dijelaskan sebagian riwayat hadits berikut ini.

🏷 Dari Al-Bara’ Ibnu ‘Azib ia berkata: “Nabi pergi pada hari Idul Adha ke Baqi’ lalu shalat 2 rakaat lalu menghadap kami dengan wajahnya dan mengatakan: ‘Sesungguhnya awal ibadah kita di hari ini adalah dimulai dengan shalat. Lalu kita pulang kemudian menyembelih kurban. Barangsiapa yang sesuai dengan itu berarti telah sesuai dengan sunnah…” (Shahih, HR. Al-Bukhari Kitab Al-’Idain Bab Istiqbalul Imam An-Nas Fi Khuthbatil ‘Id)

🏷 Ibnu Rajab berkata: “Dalam hadits ini dijelaskan bahwa keluarnya Nabi shallallahu alaihi wasallam dan shalatnya adalah di Baqi’, namun bukan yang dimaksud adalah Nabi shalat di kuburan Baqi’. Tapi yang dimaksud adalah bahwa beliau shalat di tempat lapang yang bersambung dengan kuburan Baqi’ dan nama Baqi’ itu meliputi seluruh daerah tersebut. Juga Ibnu Zabalah telah menyebut-kan dengan sanadnya bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam shalat Id di luar Madinah (sampai) di lima tempat, sehingga pada akhirnya shalatnya tetap di tempat yang dikenal (untuk pelaksanaan Id, -pent.). Lalu orang-orang sepeninggal beliau shalat di tempat itu.” (Fathul Bari karya Ibnu Rajab, 6/144)

🏷 "Dari Abu Sa’id Al-Khudri ia mengatakan: Bahwa Rasulullah dahulu keluar di hari Idul Fitri dan Idhul Adha ke mushalla, yang pertama kali beliau lakukan adalah shalat, lalu berpaling dan kemudian berdiri di hadapan manusia sedang mereka duduk di shaf-shaf mereka. Kemudian beliau menasehati dan memberi wasiat kepada mereka serta memberi perintah kepada mereka. Bila beliau ingin mengutus suatu utusan maka beliau utus, atau ingin memerintahkan sesuatu maka beliau perintahkan, lalu beliau pergi.” (Shahih, HR. Al-Bukhari Kitab Al-’Idain Bab Al-Khuruj Ilal Mushalla bi Ghairil Mimbar dan Muslim)

◼Ibnu Hajar menjelaskan: “Al-Mushalla yang dimaksud dalam hadits adalah tempat yang telah dikenal, jarak antara tempat tersebut dengan masjid Nabawi sejauh 1.000 hasta.”

◼Ibnul Qayyim berkata: “Yaitu tempat jamaah haji meletakkan barang bawaan mereka.”

🏷 Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata: “Nampaknya tempat itu dahulu di sebelah timur masjid Nabawi, dekat dengan kuburan Baqi’…” (dinukil dari Shalatul ‘Idain fil Mushalla Hiya Sunnah karya Asy-Syaikh Al-Albani, hal. 16)

🔓 Bersambung ke bagian 07

📡 Sumber:
https://www.google.co.id/amp/asysyariah.com/meneladani-nabi-dalam-beriedul-fitri/amp/
-----------

📬 Diposting hari Ahad, 25 Ramadhan 1439 H / 10 Juni 2018 M
● http://t.me/nisaaassunnah
● http://www.nisaa-assunnah.com

🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀
Lebih baru Lebih lama