🚇 APAKAH CURHAT SAMA DENGAN GHIBAH?
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah
PERTANYAAN:
“Andaikan ada seseorang yang temannya telah membuat sempit dadanya lalu ia duduk bersama sahabatnya yang lain kemudian mengisahkan apa yang menyempitkannya akibat dari perbuatan temannya itu yang keduanya mengenalnya –dalam bab meringankan (rasa sesak di) jiwa— apakah hal tersebut tergolong ghibah (menggunjing)?
Dan bila benar demikian lalu apa kewajiban atas orang tersebut untuk bertaubat dari dosa ini?”
JAWABAN:
“Tidak ada rasa berat(dosa) atas seseorang apabila ia menceritakan kezaliman seseorang yang berbuat aniaya padanya, sebagaimana Allah berfirman:
لاَّ يُحِبُّ اللّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوَءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلاَّ مَن ظُلِمَ وَكَانَ اللّهُ سَمِيعاً عَلِيماً ﴿١٤٨﴾
Dan insan dengan tabiatnya menyukai untuk melapangkan jiwanya. Sehingga ia berkeluh-kesah tentang keadaannya kepada orang dekat atau sahabatnya atau yang semisalnya.”
Fataawa ‘alath Thariq fi Masaail Mutanawwi’ah, Al-‘Utsaimin, hal. 713.
📑 Alih Bahasa:
Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafizhahullah
••••
📶 https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
🌍 www.alfawaaid.net | www.ilmusyari.com
•••• •••• •••• •••• ••••
📬 Diposting ulang hari Kamis, 16 Shafar 1440 H / 25 Oktober 2018 M
🌐 http://www.nisaa-assunnah.com
📠 http://t.me/nisaaassunnah
🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀