Kajian Manhaj Kitab Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutubi wath Thawa'if (Pertemuan 5)



Pertemuan : 5

   KAJIAN MANHAJ 

Dari kitab:
Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutubi wath Thawa'if
(Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah dalam Mengkritisi Orang, Kitab dan Golongan)

Penulis: 
Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Umair Al-Madkhali حفظه الله تعالى

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:

Ditanyakan kepada Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan حفظه الله pertanyaan berikut ini, setelah beliau ditanya sebelumnya dengan beberapa pertanyaan tentang berbagai macam kelompok-kelompok:

"Baiklah wahai Syaikh, engkau telah mentahdzir/memperingatkan dari (bahaya) mereka tanpa menyebutkan kebaikan-kebaikan mereka misalnya atau engkau sebutkan kebaikan-kebaikan mereka dan juga kesalahan-kesalahan mereka?

Maka beliau menjawab:

"Jika engkau menyebutkan kebaikan-kebaikan mereka, itu maknanya engkau  memuji mereka, tidak! Jangan sebutkan kebaikan-kebaikan mereka! Sebutkan kesalahan yang ada pada mereka saja. Karena engkau tidak dibebani untuk mempelajari dan mencari-cari kebaikan mereka. Engkau dibebani untuk menjelaskan kesalahan yang ada pada mereka dengan tujuan agar mereka bertaubat dari kesalahannya tersebut dan juga untuk mentahdzir/memperingatkan orang lain dari mereka. Adapun jika engkau menyebutkan kebaikan-kebaikan mereka, maka mereka akan mengatakan, jazakallahu khairan semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, ya, inilah yang kami inginkan, dst."

"Sehingga dengan itu nasihat menjadi mentah, tidak berguna." (Keterangan pen.).

Dinukil dari rekaman audio pelajaran ketiga dari Kitabut Tauhid yang disampaikan oleh Asy-Syaikh di musim panas tahun 1413 H, di Thaif.

Alhamdulillah selesai mukaddimah cetakan kedua, yang ditulis oleh Asy-Syaikh Rabi  حفظه الله تعالى.


Bismillah. Kita mulai mengkaji isi kitab pada bab pertama dengan judul:

MANHAJ ISLAM DAN PARA IMAM DALAM MENGKRITISI PENDAPAT-PENDAPAT DAN ORANG-ORANG SERTA MELURUSKANNYA DAN MENJELASKAN BAHWA KEADILAN YANG HAKIKI HANYA ADA DALAM MANHAJ INI

Al-Qur'anul Karim memuji orang-orang mukmin tanpa menyebutkan kesalahan-kesalahan mereka dan mencela orang-orang kafir dan orang-orang munafik tanpa menyebutkan kebaikan-kebaikan mereka.

Allah memuji orang-orang mukmin dalam banyak ayat Al-Qur'an dan menyebutkan apa yang dijanjikan untuk mereka berupa pahala besar dan tidak menyebutkan sedikit pun dari kesalahan-kesalahan mereka. Ini adalah muwazanah, sebab:

كل ابن آدم خطاء،  وخير الخطاءين التوابون.

"Semua manusia (pernah) salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat."

Muwazanah semacam ini mengandung kemaslahatan yang besar, yakni jiwa akan tergerak untuk mencontoh mereka dan berjalan mengikuti metode mereka.

Sebaliknya Allah mencela orang-orang kafir, orang-orang munafik dan orang-orang fasik dalam banyak ayat dan menyifati mereka sesuai dengan apa yang ada pada mereka dengan sifat-sifat; kufur, nifak, dan fasik, bahkan juga Allah menyifati mereka dengan; tuli, bisu dan buta. Juga disifati dengan; sesat, dan jahil, Tanpa sedikit pun menyebutkan kebaikan-kebaikan mereka, sebab tidak pantas untuk menyebutkannya, karena kekufuran dan kesesatan mereka telah merusak dan mencoreng kebaikan-kebaikan tersebut dan menjadikannya seperti debu yang beterbangan.

Allah ta'ala berfirman:

Bersambung insya Allah


Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Senin, 13 Shafar 1440 H / 22 Oktober 2018.


Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing.

Barakallahu fikunna

#NAManhaj #NAManhaj5
=====================

 Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutubi wath Thawa'if yang telah berlalu, silakan mengunjungi:
Channel Telegram
      ● http://t.me/NAmanhaj
Website 
      ● http://www.nisaa-assunnah.com

🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀
Lebih baru Lebih lama