Empati



🍬🍭🍬🍭🍬🍭🍬

*KAMU MAU?*

🍉🍌🍉🍌🍉🍌🍉


🏡Di ruang tunggu dokter anak, seorang anak perempuan kecil sedang asyik mengulum permen loli. Tak lama datang seorang ibu mengantar anak laki-laki seusianya. Sejak saat itu mata si anak laki-laki tak lepas dari permen loli besar di mulut si gadis kecil. Rupanya si Gadis Kecil tahu, segera setelah ia menyadarinya, ia menghampiri si anak laki-laki yang tak dikenalnya sama sekali itu, lalu menyodorkan permen lolinya dengan wajah ramah dan berkata, “Kamu mau?”

🚲 Dua kata disertai tanda tanya ini: “Kamu mau?” adalah dua kata yang paling indah di telinga orang-orang yang sedang memerlukan pertolongan. Hampir pasti akan dijawab dengan anggukan kepala dan ucapan kecil, “Iya”, disertai senyuman penuh terima kasih.

🚒 Itulah, Saudara-saudaraku, yang dinamakan dengan “Empati”. Empati itu mengerti perasaan orang lain dan bisa ikut merasakannya. Apa bedanya dengan simpati? Simpati itu mengerti perasaan orang lain tetapi tidak sampai bisa ikut merasakannya. Maka empati lebih dalam dari simpati. Bila simpati mengerti penderitaan orang lain tetapi tidak mampu membantu memberikan solusi, empati mengerti dan mampu memberikan solusinya.

🚑 Alasan kenapa orang bisa berempati karena ia pernah mengalami penderitaan yang sama dengan orang yang ia berikan empati.

🕌Al-Qur’an dan Sunnah Nabi penuh dengan anjuran berempati. Dalam Al-Qur’an Surah Al-Balad, kita dikenalkan dengan istilah Al-‘Aqobah, yang artinya: jalan yang mendaki lagi sukar. Konteksnya: menyuruh manusia menggunakan hartanya untuk menempuh Al-‘Aqobah.

🛤Apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? Yaitu melepaskan budak dari perbudakan, memberi makan orang lapar pada hari kelaparan, menolong anak yatim yang ada hubungan kerabat dan orang miskin yang sangat fakir.

🥅Ketika zaman saya kecil, saat anak-anak biasa bermain bersama di lapangan saat sore tiba, mudah rasanya untuk mendapatkan empati. Kami memapah teman yang menangis karena jatuh bermain sepak bola, lalu berlari ke rumah mencari betadine dan kapas. Kenapa bisa begitu? Karena kami pernah juga jatuh dan ditolong teman dengan cara yang sama.

🤝🏻Namun orangtua zaman sekarang harus bekerja lebih keras menanamkan empati karena kurangnya waktu dan tempat bermain bebas bagi anak-anak, terutama di perkotaan. Maka seringlah ajak anak ke pedesaan, bukan sekadar menikmati pemandangan, tetapi melihat bagaimana padi ditanam. Sehingga anak yang terbiasa dengan nasi yang siap makan di meja, akan tahu betapa banyak keringat yang dicucurkan dan waktu yang dihabiskan untuk menanam dan menyemai padi sebelum sampai ke rumah mereka.

🚗Ajak anak berta’ziah mengunjungi saudara atau teman yang sakit agar tumbuh rasa mudah iba dan kasihan disertai rasa syukur dengan nikmat kesehatan. Orangtua juga harus memberi contoh banyak bersedekah dan memberi, bila anak melihat ini, semoga bertunas kembanglah rasa empatinya.

🚓Empati adalah warisan terindah yang bisa diturunkan orangtua pada putra-putrinya. Kenapa? Karena empati bukan hanya modal agar anak-anak sukses di dunia sampai akhirat, tetapi ia juga menjadi cermin yang memantulkan balik cahaya kepada para orangtua. Dalam bentuk apa? Setidaknya dalam bentuk doa anak saat kita telah wafat nanti. Anak akan senantiasa mendoakan orangtua bila ia memiliki rasa empati pada penderitaan orangtuanya dulu saat membesarkannya.

⚖Yuk, jangan hanya memanjakan anak, tetapi ajak juga ia untuk sedikit melihat dan bahkan merasakan penderitaan di sekitarnya. Sehingga ketika ia punya sesuatu dan berjumpa orang lain yang tidak punya, dengan penuh kebaikan hati ia akan berkata, “Kamu mau?”

Allahu a’lam.



•••●✿❁✿●•••

✍🏼 - ditulis ulang dengan beberapa perubahan tanpa merubah makna.
- Penulis asli : Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher

_______________🖋
Oleh: Um Abdillah Rifka,  S. Psi

Dipublikasikan pada hari ; Kamis , 30 Shafar 1440 H /  08 November 2018 M

❃❀❃❀❃❀❃❀❃❀❃❀❃

□ http://t.me/Majmuah_Bikum
□http://bikumholistic.web.id

🍯🌻Majmu'ah BIKUM 🌻🍯

-------------

🔖 Diposting ulang oleh
🎀 Nisaa' As-Sunnah 🎀
Lebih baru Lebih lama