Kajian Manhaj Kitab Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutubi wath Thawa'if (Pertemuan 10)



Pertemuan : 10


  KAJIAN MANHAJ


Dari kitab:
Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutubi wath Thawa'if
(Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah dalam Mengkritisi Orang, Kitab dan Golongan)

Penulis: 
Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Umair Al-Madkhali حفظه الله تعالى

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:

Dan selanjutnya  beliau (Al-Imam Al-Baghawi رحمه الله) membawakan hadits Ka'ab bin Malik  رضي الله  عنه tentang tertinggalnya tiga orang shahabat dari perang Tabuk. Dalam hadits tersebut sahabat Ka'ab bin Malik رضي الله عنه berkata,

ونهى رسول الله صلى الله عليه وسلم المسلمين عن كلامنا أيها الثلاثة

"Rasulullah صلى الله عليه وسلم melarang kaum Muslimin untuk berbicara kepada kami bertiga.

Maka semua orang menjauhi kami, mereka berubah terhadap kami, sehingga bumi terasa sempit bagiku, seolah-olah aku berada di negri asing, kota Madinah bukan seperti yang aku kenali."

 Dalam hadits tersebut dia menyebutkan tentang kaum muslimin semuanya menghajr (memboikot) mereka bertiga, hal itu terus berlangsung sampai lima puluh malam.

Al-Baghawi رحمه الله تعالى berkata,

"Dalam kisah hadits di atas terdapat dalil tentang menghajr (memboikot) ahlul bid'ah, sepertinya Rasulullah صلى الله عليه وسلم khawatir kemunafikan ada pada Ka'ab dan dua orang saudaranya yang tidak ikut perang Tabuk, maka beliau memerintahkan kaum Muslimin untuk memboikot mereka bertiga, sehingga Allah menurunkan ayat yang menjelaskan tentang taubat mereka bertiga, dan akhirnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengetahui bersihnya mereka bertiga dari kemunafikan. Maka para sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in, dan para ulama sunnah, mereka semua sepakat untuk:
 memusuhi ahlul bid'ah dan menghajr (memboikot) mereka." (Lihat Syarhus Sunnah 1/227)

SIKAP PARA SAHABAT DAN TABI'IN TERHADAP AHLUL BID'AH

Ibnu Umar رضي الله عنهما berkata tentang orang-orang yang tidak percaya terhadap takdir (aliran Qadariyah),

أخبرهم أني بريء منهم، وأنهم مني برآء

"Sampaikan kepada mereka bahwa aku baro' (berlepas diri) dari mereka dan mereka baro' dariku."

Abu Qilabah رحمه الله (dari generasi tabi'in) berkata,

"لا تجالسوا أصحاب الأهواء - أو قال:  أصحاب الخصومات - ؛
فإني لا آمن أن يغمسوكم في ضلالتهم،  ويلسوا عليكم بعض ما تعرفونه."

"Janganlah kalian bermajelis dengan pengikut hawa nafsu -atau berkata- orang-orang yang suka berdebat (dalam masalah agama), karena sesungguhnya aku tidak merasa aman bahwa mereka akan menenggelamkan kalian dalam kesesatan mereka dan mereka akan memasukkan syubhat terhadap kalian dari sebagian apa yang mereka ketahui (dari kesesatannya)."

Dan seseorang dari ahlul bid'ah berkata kepada Ayyub As-Sikhtiyani رحمه الله (dari generasi tabi'in),

يا أبا بكر، أسألك عن كلمة؟ 
فولى وهو يقول:  "ولا نصف كلمة"

"Wahai Aba Bakr!  Bolehkah aku bertanya kepadamu satu kalimat saja?" Maka beliau berpaling sambil berkata, "Tidak! Meskipun hanya setengah kalimat." (Lihat Syarhus Sunnah karya Al-Imam Al-Baghawi رحمه الله تعال تعالى  1/227)

Demi Allah! Inilah wala' yang benar. Wala' (loyalitas) karena Allah dan Islam.


Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Senin, 18 Rabi'ul Awwal 1440 H / 26 November 2018.

Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing.

Barakallahu fikunna

#NAManhaj #NAManhaj10
======================

Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutubi wath Thawa'if yang telah berlalu, silakan mengunjungi:
 Channel Telegram
      ● http://t.me/NAmanhaj
Website 
      ● http://www.nisaa-assunnah.com


🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀
Lebih baru Lebih lama