Kajian Tauhid Kitab Tsalatsatul Ushul (Pertemuan ke-113)


Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله تعالى

📗 Syarah/Penjelasan oleh:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد

🔘 Iman kepada takdir sebagaimana yang telah kami jelaskan tidak menafikan (meniadakan) bahwa manusia memiliki masyi'ah (kemauan/kehendak) dan kemampuan dalam semua perbuatannya yang bersifat ikhtiar, karena dalil-dalil syariat dan juga fakta menunjukkan penetapan adanya hal itu.

1. DALIL SYARIAT:

🏷 Allah ta'ala berfirman tentang adanya masyi'ah (kehendak manusia):

 فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ مَآبًا

"Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada-Nya." (QS. An-Naba': 39)

🏷 Juga firman-Nya:

نِسَآؤُکُمۡ حَرۡثٌ لَّکُمۡ ۪ فَاۡتُوۡا حَرۡثَکُمۡ اَنّٰی شِئۡتُمۡ

"Istri-istri kalian (ibarat) ladang milik kalian, maka datangilah ladang kalian bagaimana saja kalian kehendaki." (QS Al-Baqarah: 223)

🏷 Allah ta'ala berfirman tentang adanya qudrah (kemampuan manusia):

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا

"Maka bertakwalah kalian kepada Allah semampu kalian, dengarlah dan taatilah." (QS. At-Taghabun: 16)

🏷 Dan Allah ta'ala juga berfirman:

 لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ

"Allah tidak membebani seseorang, kecuali sesuai dengan kemampuannya, dia mendapat pahala dari
apa yang dia kerjakan (dari amal kebaikan), dan mendapat dosa dari apa yang dia kerjakan (dari amal kejelekan)." (QS. Al-Baqarah: 286)

2. SECARA FAKTA (KENYATAAN)

🔎 Sesungguhnya semua manusia mengetahui bahwa  dirinya mempunyai
👉 masyi'ah (kehendak, kemauan) dan
👉 qudrah (kemampuan).

🔎 Dengan kedua hal tersebut dia bisa
👉 melakukan sesuatu dan
👉 meninggalkan sesuatu.

🔎 Dan manusia juga bisa membedakan antara sesuatu yang terjadi karena
👉 kehendaknya, seperti berjalan,
dengan sesuatu  yang terjadi
👉 di luar kehendaknya, seperti ketika dia gemetar.

🔎 Akan tetapi kehendak dan kemampuan seseorang itu terjadi dengan kehendak dan kekuasaan Allah ta'ala,  berdasarkan firman Allah ta'ala:

لِمَن شَاءَ مِنكُمْ أَن يَسْتَقِيمَ.
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

"Bagi siapa di antara kalian yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kalian tidak menghendaki kecuali jika dikehendaki oleh  Allah Rabb semesta alam." (QS. At-Takwir: 28-29)

🏞 Karena alam semesta ini semuanya milik Allah ta'ala, maka tidak ada sesuatu pun di dalam kekuasaan-Nya yang terlepas dari ilmu-Nya dan kehendak-Nya.

•••━══ ❁✿❁ ══━•••

✍🏼 Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 4 Jumadil Awwal 1440 H / 10 Januari 2019.
__________📘

🛑 Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing.

🍃Barakallahu fikunna 🍃

#NATauhid #NAT113
====================

📡 Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Tsalatsatul Ushul yang telah berlalu, silakan mengunjungi:
📠 Channel Telegram
      ● http://t.me/NAtauhid
      ● http://t.me/nisaaassunnah
🌐 Website
      ● http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.html
      ● http://www.nisaa-assunnah.com

🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀
Lebih baru Lebih lama