Kajian Tauhid Kitab Tsalatsatul Ushul (Pertemuan ke-117)


Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله تعالى

Syarah/Penjelasan oleh:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد

⚫ELAH SESAT DUA GOLONGAN DALAM MASALAH TAKDIR

1. GOLONGAN JABRIYYAH:

Yakni orang-orang yang mengatakan bahwa manusia itu
▪dipaksa dalam amal perbuatannya,
▪tidak memiliki iradah (kehendak untuk beramal) dan
▪tidak memiliki qudrah (kemampuan).

Keterangan penerjemah:

Menurut golongan jabriyyah ini bahwa manusia seperti 'robot', dipaksa oleh takdir dalam beramal dan tidak punya kehendak. (Selesai keterangan pen.).

2. GOLONGAN QADARIYYAH:

Yakni mereka berpendapat bahwa manusia berbuat menurut kemauannya dan kemampuannya, tidak ada unsur kehendak dan takdir Allah ta'ala sedikitpun.
(Golongan ini kebalikan dari golongan Jabriyyah. Keterangan pen.).

BANTAHAN TERHADAP GOLONGAN JABRIYYAH MENURUT DALIL SYAR'I DAN MENURUT FAKTA:

1 MENURUT DALIL SYAR'I

Sesungguhnya Allah ta'ala telah menetapkan untuk manusia memiliki
A). Iradah (keinginan)
B). Masyi'ah (kehendak)

Dan Allah ta'ala menyandarkan amal perbuatan manusia kepada kehendak dan keinginan manusia itu sendiri yang melakukan amalan tersebut.

◼Allah ta'ala berfirman:

 مِنۡکُمۡ مَّنۡ یُّرِیۡدُ الدُّنۡیَا وَ مِنۡکُمۡ مَّنۡ یُّرِیۡدُ الۡاٰخِرَۃَ ۚ

"Di antara kalian ada yang menginginkan dunia dan di antara kalian ada yang menginginkan akhirat." (QS. Al-Imran:152)

◼ Dan Allah ta'ala juga berfirman:

وَ قُلِ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّکُمۡ ۟ فَمَنۡ شَآءَ فَلۡیُؤۡمِنۡ وَّ مَنۡ شَآءَ فَلۡیَکۡفُرۡ ۙ اِنَّاۤ اَعۡتَدۡنَا لِلظّٰلِمِیۡنَ نَارًا ۙ اَحَاطَ بِہِمۡ سُرَادِقُہَا ؕ

"Dan katakanlah, kebenaran itu datangnya dari Rabb kalian. Maka barang siapa yang ingin beriman hendaklah dia beriman, dan barang siapa yang ingin kafir, biarlah kafir. Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang yang zhalim itu neraka yang gejolaknya mengepung mereka." (QS. Al-Kahfi: 29)

◼ Dan Allah ta'ala juga berfirman,

مَنۡ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفۡسِہٖ وَ مَنۡ اَسَآءَ فَعَلَیۡہَا ؕ وَ مَا رَبُّکَ بِظَلَّامٍلِّلۡعَبِیۡدِ

"Barang siapa beramal shalih maka pahalanya untuk dirinya sendiri, dan barang siapa beramal jelek maka dosanya untuk dirinya sendiri, dan Rabb-mu sekali-kali tidak menganiaya hamba-hambaNya." (QS. Fushshilat: 46)

2. BANTAHAN MENURUT FAKTA

Sesungguhnya semua manusia mengetahui perbedaan antara:

A). Perbuatannya yang bersifat ikhtiar (dari usahanya sendiri) yang dia lakukan dengan kehendaknya, seperti makan, minum dan berjual beli.

B). Perbuatan yang terjadi tanpa dikehendakinya, seperti gemetar karena demam atau terjatuh dari atas.

Pada jenis perbuatan yang pertama adalah perbuatan yang dia lakukan dengan pilihan dan keinginannya sendiri tanpa ada yang memaksa.

Dan pada jenis yang kedua, terjadi begitu tanpa dia memilih dan tanpa dia kehendaki.

Keterangan penerjemah:

Sehingga dengan ini terbantah mereka yang meyakini bahwa manusia seperti robot dan hanya dikendalikan oleh takdir, tanpa punya kehendak dan keinginan untuk berbuat/beramal.

Maka seorang manusia yang beramal ibadah adalah karena kemauan dan keinginannya untuk beribadah, disamping juga karena ditakdirkan oleh Allah, oleh karena itu dia berhak mendapat pahala.

Sebaliknya mereka yang berbuat dosa juga karena keinginannya untuk berbuat dosa, oleh karena itu dia berhak untuk memperoleh hukuman karenanya. Allahu a'lam.

(Selesai keterangan pen.).

•••━══ ❁✿❁ ══━•••

Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 30 Jumadits Tsani 1440 H / 7 Maret 2019.
__________📘

Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing.

Barakallahu fikunna

#NATauhid #NAT117
====================
Lebih baru Lebih lama