Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutubi wath Thawa'if (Pertemuan 12)



(Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah dalam Mengkritisi Orang, Kitab dan Golongan)

Penulis:
Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Umair Al-Madkhali حفظه الله تعالى

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:

🔎🔖 NABI صلى الله عليه وسلم MENYEBUTKAN AIB SESEORANG TANPA MENYEBUTKAN KEBAIKANNYA SEBAGAI BENTUK NASEHAT

1. Dari Aisyah رضي الله عنها:

أن رجلا استأذن على النبي صلى الله عليه وسلم،  فلما رآه،  قال :
"بئس أخو العشيرة، وبئس ابن العشيرة "،  فلما جلس، تطلق النبي صلى الله عليه وسلم في وجهه وانبسط إليه، فلما انطلق الرجل ؛  قالت له عائشة : يا رسول الله!  حين رأيت الرجل قلت كذا وكذا، ثم تطلقت في وجهه وانبسطت إليه!  فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يا عائشة !  متى عهدتني فاحشا؟!  إن شر الناس عند الله منزلة من تركه الناس اتقاء شره."
صحيح البخاري (كتاب الأدب، حديث ٦٠٣٢)

Bahwasanya ada seorang laki-laki meminta izin untuk menemui Nabi صلى الله عليه وسلم, maka ketika beliau melihat orang tersebut, beliau berkata, "Orang yang jelek perangai dan pergaulannya". Ketika beliau duduk menyambutnya dengan wajah berseri-seri dan dengan senang hati. Ketika orang itu sudah pergi, Aisyah bertanya kepada beliau: "Ya Rasulullah, ketika engkau melihat orang itu, engkau mengatakan begini dan begitu, tapi kemudian engkau menyambutnya dengan wajah berseri-seri dan senang hati".
Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Wahai Aisyah! Kapan engkau dapati aku melalukan perbuatan jelek?! Sesungguhnya manusia paling jelek kedudukannya di sisi Allah adalah orang yang ditinggalkan oleh manusia karena takut kejahatannya." (HR.Bukhari, Kitabul Adab, hadits 6032)

✒ Al-Hafizh berkata, Al-Qurtubi berkata: "Di dalam hadits di atas menunjukkan bolehnya ghibah secara terang-terangan terhadap orang fasik, orang yang melakukan perbuatan keji, atau semisal itu, seperti terhadap orang yang tidak adil dalam menghukum, atau terhadap da'i yang mengajak kepada kebid'ahan, bersamaan dengan itu juga boleh melakukan mudarah
(yakni mengorbankan dunia demi kemaslahatan akhirat, pen.), untuk menghindari kejahatan mereka (yakni seperti yang dilakukan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dengan berwajah manis dan baik ketika menemui orang yang berakhlak jelek itu, demi untuk menghindari kejahatannya, inilah yang dimaksud dengan mudarah. Selesai keterangan penerjemah). Dan selama hal itu tidak mengantarkan untuk melakukan mudahanah dalam agama." (Al-Fathu 10/452).

✍ Keterangan penerjemah:

Adapun mudahanah kebalikan dari mudarah.
Makna mudahanah adalah menjual agama demi kepentingan dunia.
(selesai keterangan pen.).

2. Ketika Fathimah bintu Qais selesai dari masa 'iddahnya...

🔏 Bersambung insya Allah

•••━══ ❁✿❁ ══━•••

✍🏼 Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Senin, 2 Rabi'uts Tsani 1440 H / 10 Desember 2018.
__________📘

🛑 Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing.

🍃Barakallahu fikunna 🍃

#NAManhaj #NAManhaj12
======================

📡 Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutubi wath Thawa'if yang telah berlalu, silakan mengunjungi:
📠 Channel Telegram
      ● http://t.me/NAmanhaj
      ● http://t.me/nisaaassunnah
🌐 Website
      ● http://www.nisaa-assunnah.com/p/namanhaj.html
      ● http://www.nisaa-assunnah.com

🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀
Lebih baru Lebih lama