DUNIA: RENUNGAN TENTANG REZEKI DAN KEMATIAN





DUNIA: RENUNGAN TENTANG REZEKI DAN KEMATIAN



🖋 Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,


Fokuslah untuk memikirkan apa yang diperintahkan kepadamu. Jangan sibuk memikirkan apa yang sudah dijamin bagimu. Sesungguhnya rezeki dan ajal adalah dua kepastian yang beriringan. Selama ajal belum tiba, rezeki akan terus ada.

Apabila Allah dengan hikmah-Nya menutup satu jalan rezeki untukmu, Allah akan buka jalan lain yang lebih bermanfaat dengan rahmat-Nya.

Renungkanlah keadaan janin. Makanannya datang dari satu jalan, yaitu tali pusar. Ketika dia sudah lahir, hilanglah jalan rezekinya. Akan tetapi, Allah buka dua jalan rezeki lain yang lebih baik dan lezat untuknya, yaitu ASI yang mengenyangkan.

Apabila selesai masa persusuannya, hilanglah dua jalan rezekinya. Akan tetapi, Allah buka empat jalan rezeki yang lebih sempurna, yaitu dua makanan dan dua minuman.

Dua makanan itu adalah hewan dan tumbuhan. Adapun dua minuman itu adalah air dan susu, serta minuman lezat dan bermanfaat lain yang tergolong di dalamnya.

Apabila dia meninggal, selesailah empat jalan rezekinya. Akan tetapi, jika dia termasuk orang yang berbahagia di akhirat, Allah subhanahu wa ta'ala akan buka delapan jalan rezeki untuknya, yaitu delapan pintu surga yang bisa dia masuki dari mana pun.

Demikianlah, tidaklah Allah subhanahu wa ta'ala halangi seorang mukmin untuk mendapatkan suatu kenikmatan dunia, melainkan untuk memberi sesuatu yang lebih mulia dan bermanfaat untuknya.


Hal ini tidak Allah berikan kepada selain orang mukmin.


فَإِنَّهُ يمنعهُ الْحَظ الْأَدْنَى الخسيس، وَلَا يرضى لَهُ بِه،ِ ليعطيَه الْحَظ الْأَعْلَى النفيس.


Allah menghalangi dan tidak ridha hamba-Nya mendapat sesuatu yang rendah dan hina, dalam rangka untuk memberinya sesuatu yang lebih tinggi dan berharga.



Seorang hamba, karena kebodohannya akan maslahat dirinya; kemuliaan, hikmah dan kelembutan-Nya; dia tidak tahu perbandingan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya dengan sesuatu yang disimpan untuknya.

Bahkan, dia lebih senang dengan kenikmatan yang bersifat segera meskipun rendah. Dia tidak berhasrat terhadap kenikmatan yang bersifat ditunda meskipun lebih tinggi nilainya.

Kalau seorang hamba mau jujur kepada Rabb-Nya--betapa jauh akan hal itu--, niscaya dia akan mengetahui bahwa karunia Allah kepadanya dengan menghalanginya mendapat kelezatan dunia, lebih besar dari karunia-Nya dengan dunia yang diberikan kepadanya.


◻️Tidaklah Allah menghalangi suatu pemberian kepada hamba melainkan untuk memberikan yang lebih baik baginya.

◻️Tidaklah Allah memberi ujian untuknya melainkan untuk menyelamatkan dan membersihkan dirinya.

◻️Tidaklah Allah mematikannya melainkan untuk memberi kehidupan yang lebih baik untuknya.

◻️Tidaklah Allah mengantarkan dia ke negeri akhirat melainkan agar dia bersiap-siap untuk mendatanginya dan menempuh jalan ke sana.



جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا


"Allah jadikan malam dan siang silih berganti bagi siapa pun yang hendak mengingat dan bersyukur kepada-Nya." (Al-Furqan: 62)



وَأبَى الظَّالِمُونَ إِلَّا كُفُوراً


"Tidaklah orang-orang zalim mau memilih selain kekafiran." (Al-Isra': 99)



Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.




📚 Al-Fawaid, hlm. 79--80 | @forumsalafy



••••



📶 https://bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF]

🌍 www.alfawaaid.net



▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️



📲 Diposting ulang oleh




🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀









Lebih baru Lebih lama