Kitab Fiqh Al Mar'atul Muslimah (Pertemuan 37): Mandi Dengan 1 Sha dan Wudhu Dengan 1 Mud

Mandi Dengan 1 Sha dan Wudhu Dengan 1 Mud



KAJIAN FIQIH 



 Dari kitab :

فِقْهُ الْمَرْأَةِ الْمُسْلِمَةِ




 Penulis:

محمد بن صالح العثيمين


Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah






بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله رب العالمين، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، اما بعد :


أخواتي في الله رحمني ورحمكم الله



 MANDI DENGAN 1 SHA dan WUDHU DENGAN 1 MUD

 a. 1 mud= dua telapak tangan penuh

 b. 1 sha= 4 mud


Apabila ada yang mengatakan: kita sekarang berwudhu dengan menggunakan kran air,  sehingga penggunaan air tidak bisa dipastikan.



 Maka jawabannya :


Tidak boleh menambah melebihi syariat dalam mencuci anggota-anggota wudhu, tidak boleh lebih dari tiga kali.

Juga ketika mandi, jangan lebih dari sekali, ini bagi yang mengikuti pendapat tidak boleh tiga kali.

Maka dengan cara seperti itu penggunaan air bisa sesuai syar'i

Jika telah sempurna wudhu dengan air yang kurang dari 1 mud, maka sah wudhu-nya

Begitu juga mandi, telah sempurna meskipun dengan air yang kurang dari 1 sha, maka sah mandi-nya.


Karena ukuran 1 mud dan 1 sha itu yang paling utama.
Tapi disyaratkan tidak boleh dengan 'mengusap', jika hanya mengusap (tidak mencuci) maka tidak sah.



 PERBEDAAN antara mencuci dan mengusap:

 (a). Mencuci maknanya air menetes dan mengalir pada anggota tubuh


 (b). Mengusap maknanya air tidak menetes.


Dalilnya :

1 Firman Allah ta'ala :

فاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ

"Maka cucilah wajah kalian."


وامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ

"Dan usaplah kepala kalian."
(QS. Al-Maidah: 6)

Maka dalam ayat di atas Allah ta'ala membedakan antara mencuci dan mengusap.



2. Firman Allah ta'ala :

فَاطَهَرُوْا


"Maka bersucilah kalian."
(QS. Al-Maidah: 6)


Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjelaskan maksud ayat di atas adalah 'mandi' (dengan cara mencuci)

bukan mengusap.


 NIAT ADA 4 KEADAAN :

Bersambung insyaAllah



وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله والحمدلله رب العالمين




Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab hafizhahallah pada hari Selasa, 1 Dzulhijjah 1436 H / 15 September 2015




Nisaa As-Sunnah
Lebih baru Lebih lama