KAJIAN TAUHID Kitab Tsalatsatul Ushul (Pertemuan 8): MENGAMALKAN ILMU

MENGAMALKAN ILMU



KAJIAN TAUHID
Dari kitab:
Tsalatsatul Ushul
(=Tiga Landasan Utama)
Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله تعالى
Syarah/penjelasan oleh:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:

Saudaraku seiman, semoga rahmat Allah dilimpahkan untukku dan untuk kalian semua. Amin.

Melanjutkan kajian Tauhid, pada pelajaran yang lalu kita telah mengkaji 4 perkara yang wajib kita pelajari, yakni:

1. Ilmu, yaitu ilmu tentang:
a). Mengenal Allah
b). Mengenal Nabi-Nya
c). Mengenal Dinul Islam dengan dalil-dalilnya.

Itu semua sudah kita kaji, sekarang kita lanjutkan perkara ke-2 yang wajib kita pelajari yaitu:


2. MENGAMALKAN ILMU

Syarah/Penjelasan:

Yakni mengamalkan konsekuensi dari ilmu-ilmu tersebut, berupa iman kepada Allah dan melaksanakan ketaatan kepada-Nya dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, baik berupa ibadah-ibadah khusus maupun ibadah-ibadah muta'adiyah.

Ibadah khusus:
Seperti: shalat, puasa, dan haji
Ibadah muta'adiyah:
Seperti: amar ma'ruf dan nahi munkar, jihad di jalan Allah, dan lain-lain.

HAKIKAT AMAL merupakan BUAH ILMU.

Maka barangsiapa beramal tanpa ilmu, dia menyerupai Nashara, dan

Barangsiapa yang mempunyai ilmu, tetapi tidak mengamalkannya, maka dia menyerupai Yahudi.


Kita kembali ke matan/isi kitab:

 الثَّالِثَةُ: الدَّعْوَةُ إِلَيْهِ

3. BERDAKWAH DENGAN ILMU

Syarah/Penjelasan:

Yakni dakwah kepada apa yang dibawa oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم berupa syariat Allah ta'ala yang didasarkan pada tiga atau empat tahapan, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Allah ta'ala dalam firman-Nya,


{ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ } [النحل : 125]



"Berdakwalah (ajaklah manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan nasehat yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik." (QS. An-Nahl: 125)



Dan tahapan dakwah yang keempat terdapat dalam firman Allah ta'ala,

{۞ وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ ۖ } [العنكبوت : 46]



"Dan janganlah kalian berdebat dengan orang-orang Ahli Kitab, kecuali dengan cara yang paling baik, kecuali terhadap orang-orang zhalim di antara mereka." (QS. Al-Ankabut: 46)



Untuk berdakwah HARUS mempunyai ilmu tentang syariat Allah ta'ala, sehingga dakwah tersebut berdasarkan ILMU dan BASHIRAH.

Berdasarkan firman Allah ta'ala,

{قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [يوسف : 108]



"Katakanlah, Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kalian kepada Allah atas dasar bashirah, Maha Suci Allah, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik." (QS. Yusuf: 108)



BASHIRAH ada di dalam perkara:

Sesuatu yang akan didakwahkan, yakni seorang da'i seharusnya orang yang mempunyai ilmu tentang hukum syariat.

  • Metode/cara berdakwah
  • Memahami kondisi mad'u/orang yang didakwahi.
  • MEDAN-MEDAN DAKWAH


Bersambung insya Allah



Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis,
12 Rabi'ul Awal 1437 H / 24 Desember 2015.




http://annisaa.salafymalangraya.or.id
Channel
http://bit.ly/NisaaAsSunnah



Nisaa` As-Sunnah
Lebih baru Lebih lama