KAJIAN TAUHID Kitab Tsalatsatul Ushul (Pertemuan 6): Wajib Bagi Kita untuk Mempelajari Empat Perkara

Wajib bagi kita untuk mempelajari empat perkara


KAJIAN  TAUHID

Dari kitab :

Tsalatsatul Ushul

Penulis : Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله تعالى


Syarah/keterangan, oleh :

Asy-Syaikh Ibn Utsaimin رحمه الله تعالى


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد :

أخواتي في الله رحمني ورحمكم الله

 

Melanjutkan kembali kajian tauhid, kita sampai pada matan/isi kitab :
أنه يجب علينا تعلم أربع مسائل

"Bahwa wajib bagi kita mempelajari 4 perkara."

Apakah 4 perkara tersebut?

 

Kembali kepada matan kitab:

اَلْأُوْلَى : اَلْعِلْمُ وَهُوَ : مَعْرِفَةُ اللَّهِ

"Yang 1 adalah ILMU yaitu: MENGENAL ALLAH."

SYARAH:

Yakni 'ma'rifatullah (mengenal Allah)  عزوجل dengan hati.
 

Yakni sebuah pengenalan yang berkonsekwensi :
1. Menerima apa yang telah disyariatkan oleh Allah
2. Tunduk dan patuh kepada-Nya
3. Berhukum kepada syariat-Nya yang dibawa oleh Rasul-Nya Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Seorang hamba bisa mengenal Rabbnya dengan cara:

  • Mengamati ayat-ayat syar'iyyah yang terdapat dalam kitabullah dan sunnah Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم, dan
  • Mengamati ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kekuasaan Allah pada alam semesta) yakni berupa para makhluk.

Maka sesungguhnya setiap kali seseorang mengamati ayat-ayat tersebut, akan bertambah ilmunya tentang Penciptanya  dan sesembahannya.

Allah عزوجل berfirman :

وفي الأرض ءايت للموقنين.

وفي أنفسكم ، أفلا تبصرون

"Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan pada diri kalian, maka apakah kalian tidak mau memperhatikan?" (QS.Adz-Dzariyat: 20-21)
MATAN :

ومعرفة نبيه

"Dan mengenal NABI-NYA."

SYARAH:

Yakni ma'rifatur rasul (mengenal rasul Allah)  Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Yakni pengenalan yang mengharuskan adanya:

  • Penerimaan terhadap apa yang beliau bawa berupa petunjuk dan agama yang benar
  • Membenarkan apa yang beliau kabarkan
  • Menjalankan apa yang beliau perintahkan
  • Menjauhi apa yang beliau larang dan beliau cela
  • Berhukum dengan syariat beliau dan ridha dengan hukum beliau.

Allah عزوجل berfirman :
فلا وربك لا يؤمنمن حتى يحكموك فيما شجر بينهم ثم لا يجدوا في أنفسهم حرجا مما قضيت ويسلموا تسليما

"Maka demi Rabbmu, tidaklah mereka beriman sampai mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap keputusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."
(QS.An-Nisa': 65
)

Allah ta'ala juga berfirman :

إنما كان قول الوؤمنين إذا دعوا إلى الله ورسوله ليحكم بينهم أن يقولوا سمعنا وأطعنا، وأولئك هم المفلحون

"Sesungguhnya jawaban orang-mukmin apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukumi (mengadili)  diantara mereka adalah ucapan 'Kami mendengar dan kami ta'at'. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS.An-Nur: 51
)

Dan Allah ta'ala berfirman :

فإن تنا زعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم مؤمنين بالله واليوم الأخر، ذلك خير وأحسن تأويلا

"Maka jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an)  dan Rasul (As-Sunnah), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu lebih lebih utama dan lebih baik akibatnya."
(QS.An-Nisa': 59
)

Allah Azza wa Jalla juga berfirman :

فليحذر الذين يخالفون عن أمره أن تصيبهم فتنة أو بصببهم عذاب أليم

"Maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul merasa takut akan ditimpa fifnah atau ditimpa siksa yang pedih."
(QS.An-Nur: 63
)

 

Berkata Al-Imam Ahmad رحمه الله :

"Tahukah kamu apakah fitnah (pada ayat di atas)?
Fitnah yang dimaksud adalah SYIRIK, apabila seseorang menolak sebagian dari Rasul maka akan muncul di dalam hatinya sesuatu penyimpangan maka akan binasalah dia."

Bersambung insyaAllah




Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 28 Shafar 1437 H / 10 Desember 2015




Nisaa` As-Sunnah
Lebih baru Lebih lama