Tanya-Jawab Nisaa` As-Sunnah 1 (Kamis, 27 Rajab 1437 H / 5 Mei 2016 M): Kedunguan Terbesar

Kedunguan Terbesar


Kamis, 27 Rajab 1437 H / 5 Mei 2016 M
Dijawab oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah



PERTANYAAN 1

Bismillah. 
Ustadzah hafizhakillah, ana ingin bertanya.
Jika telah mengerjakan shalat witir setelah shalat Isya', lalu bisa bangun di akhir malam, apakah masih boleh mengerjakan shalat tahajud atau witir lagi? 
Jazakillahu khairan atas jawaban Ustadzah.

JAWABAN

Shalat witir adalah shalat PENUTUP untuk shalat malam.
Sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

من خاف أن لا يقوم من آخر الليل فليوتر أوله، ومن طمع أن يقوم آخر الليل فليوتر آخر الليل . رواه مسلم برقم ٧٥٥

" Siapa yang takut tidak bangun di akhir malam maka hendaklah shalat witir di awal malam, dan siapa yang semangat untuk bangun di akhir malam maka hendaklah shalat witir di akhir malam." (HR. Muslim no 755)

Dari hadits di atas jelas bisa dipahami bahwa jika sudah shalat witir ba'da Isya' (di awal malam) maka sudah tidak ada lagi shalat malam atau tahajud yg bisa dikerjakan, sebab shalat malam telah ditutup dengan shalat witir.
Barakallahu fiki.

PERTANYAAN 2

Bismillah. 
Ustadzah hafizhakillah.
Apakah boleh seorang istri mengajukan khulu' disebabkan mahar yang diterimanya berupa kalung emas yang ternyata palsu (setelah dicek ke toko emas, ternyata hanya kalung imitasi yang menyerupai emas) dan dari awal pernikahan hingga sekarang (hampir setahun) belum pernah berhubungan suami istri?
Jazakillahu khairan.

JAWABAN

Istri boleh mengajukan khulu' jika suami tidak memberikan nafkah batin, apalagi sampai waktu yang lama (hampir setahun). 
Barakallahu fiki.

PERTANYAAN 3

Bismillah.
Ustadzah hafizhakillah. 
Di Faedah Pagi, apakah maksud dari kalimat:

1. Termasuk kedunguan terbesar?

2. Yang berakhlak dengan Al-Qur'an dialah ahlul Qur'an dan seterusnya.
Bagaimana dengan kebanyakan orang umum yang hanya membaca saja dan tidak memahami isi Al-Qur'an? 

3. Pentingnya hidayah. 
Bagaimana dengan orang yang awalnya bermanhaj salaf, lalu menjadi orang umum yang tidak mengenal manhaj lagi? 
Apakah itu berarti sudah dicabut hidayah dari dirinya?

Jazakillahu khairan Ustadzah.

JAWABAN

Yang dimaksud dengan :

1. Kedunguan terbesar sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim رحمه الله dalam 'Raudhatul Muhibbin', yaitu orang yang menjual kehidupan akhirat untuk dunianya, kehidupan akhirat yang kekal, penuh kenikmatan sempurna dan abadi, rela dia jual dengan kehidupan dunia yang fana, penuh dengan ujian dan kesengsaraan, bukankah tepat jika dikatakan 'dungu' yakni lebih dari hanya sekedar bodoh orang yang lebih mengutamakan kehidupan dunia dari pada akhiratnya.

2. Ahlul Qur'an adalah mereka yang membaca dan mengamalkan Al-Qur'an. Adapun orang yang hanya membaca dan tidak memahami serta tidak mengamalkan Al-Qur'an bukanlah ahlul Qur'an, mereka ini ibarat orang sakit yang harus diobati dengan ilmu, yakni dengan belajar ilmu tafsir, tauhid, dan lain-lain dari ilmu syar'i sehingga dia bisa menjadi golongan ahlul Qur'an.

3. Satu-satunya golongan yang selamat dari 73 golongan hanyalah ahlussunnah yang mengikuti manhaj salafush shalih, jika telah mengenal manhaj salaf lalu dia keluar dari manhaj salaf maka dia telah terfitnah manhajnya. Begitu pula seorang muslim yang kemudian dia murtad keluar dari Islam, wal iyadzu billah, mereka itu orang-orang yang tidak memegang hidayah dengan kuat, yakni hidayah telah tercabut dari hatinya, karena itulah Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan do'a kepada kita agar hati tetap istiqamah di jalan yang benar,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْب ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِك

"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku dalam memegang agama-Mu."

Karena fitnah yang mengerikan itu pantas untuk ditakuti, sebab tidak ada yang bisa menjamin keselamatan agama dan manhaj yang lurus pada setiap jiwa manusia sampai ajal menjemputnya, kecuali kita hanya bisa berharap dan berdoa kepada Allah agar tetap istiqamah di atas jalan yang diridhai-Nya.
Barakallahu fiki.


http://annisaa.salafymalangraya.or.id
http://bit.ly/nisaaassunnah



Nisaa` As-Sunnah
Lebih baru Lebih lama