Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutubi wath Thawa'if (Pertemuan 18)


http://t.me/NAmanhaj

Pertemuan 18

KAJIAN MANHAJ

Dari kitab:
Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutubi wath Thawa'if
(Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah dalam Mengkritisi Orang, Kitab dan Golongan)

Penulis:
Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Umair Al-Madkhali حفظه الله تعالى

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:

BEBERAPA KRITERIA YANG HARUS DIPERHATIKAN TERKAIT DENGAN INDIVIDU DAN JAMA'AH

Kriteria ini membatasi:

Siapa orang yang harus dihormati dan dimuliakan, sehingga tidak boleh mengusik kehormatannya.

Dan siapa yang orang yang diperbolehkan membicarakannya, bahkan wajib membicarakannya ketika dibutuhkan dan demi kemaslahatan, tanpa menyebutkan sisi kebaikan yang ada pada orang tersebut.

ORANG YANG WAJIB DIMULIAKAN DAN DIHORMATI (yakni tidak boleh dicela):

1. PARA RASUL DAN NABI-NABI semoga shalawat dan salam Allah terlimpahkan kepada mereka semua.

Allah ta'ala telah menyebutkan kisah-kisah mereka, jihad dan kesabaran mereka.
Sebaliknya Allah ta'ala mencela orang yang mendustakan dan menyelisihi mereka.
Bahkan Allah ta'ala memerintahkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan ummatnya untuk mencontoh mereka.

2. PARA SAHABAT YANG MULIA semoga Allah ta'ala meridhai mereka semua.

Tidak ada bagi mereka yang pantas diberikan oleh umat ini kecuali dicintai dan dihormati (yakni tidak boleh dicela, pen.)

Sungguh Allah ta'ala telah memuji mereka di dalam Kitab-Nya dengan pujian yang semerbak harum dan membicarakan kedudukan mereka, jihad mereka, betapa mereka telah mengorbankan jiwa dan harta di jalan Allah.
Begitu pula Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah memuji mereka dengan pujian yang indah, baik kepada individu-individu maupun jama'ah dari para sahabat.
Tidak ketinggalan pula para ulama, mereka  menjelaskan berbagai keutamaan para sahabat, sehingga mereka banyak menulis dalam kitab-kitab mereka yang menjelaskan tentang keutamaan dan
keistimewaan para sahabat.

Dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم  melarang mencela mereka, beliau bersabda:

لا تسبوا أصحابي، فوالذي نفسي بيده، لو أنفق أحدكم مثل أحد ذهبا، ما بلغ مد أحدهم ولا نصيفه

"Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku, maka demi yang jiwaku berada di Tangan-Nya, seandainya salah seorang kalian berinfak emas sebesar gunung, tidak akan mencapai 1 mud (pahala) salah seorang dari mereka, bahkan tidak setengahnya." (Muttafaqun 'alaih)

Ahlus Sunnah wal Jama'ah telah mengenal dan memahami kedudukan para sahabat, maka mereka sangat menjaga kemuliaan para sahabat, bahkan mereka melarang memperbincangkan perselisihan yang terjadi antara sahabat Ali dan  Muawiyah serta para sahabat yang berpihak pada mereka berdua.
Mereka menetapkan adanya pahala bagi ijtihad/pilihan masing-masing dari mereka dan sebaliknya, mereka menghukumi orang yang mencela para sahabat atau mencela salah seorang dari sahabat, sebagai orang yang menyimpang, sesat dan zindiq.

3. PARA TABI'IN (generasi yang mengikuti para sahabat) dengan ihsan:

Bersambung insya Allah

•••━════━•••

Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Senin, 29 Jumadil Awwal 1440 H / 4 Februari 2019.
______

Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing.

Barakallahu fikunna

#NAManhaj #NAManhaj18
======================

Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah fi Naqdir Rijal wal Kutubi wath Thawa'if yang telah berlalu, silakan mengunjungi:
Channel Telegram
      ● http://t.me/NAmanhaj
      ● http://t.me/nisaaassunnah
Website
      ● http://www.nisaa-assunnah.com/p/namanhaj.html
      ● http://www.nisaa-assunnah.com

Nisaa` As-Sunnah

Lebih baru Lebih lama