Tanya-Jawab Nisaa` As-Sunnah 5 (Kamis, 25 Rabi'ul Akhir 1437 H / 4 Februari 2016 M): Khalwat

Khalwat


Kamis, 25 Rabi'ul Akhir 1437 H / 4 Februari 2016 M
Dijawab oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah



PERTANYAAN 1

Bismillah.
Afwan Ustadzah, apakah perlu mandi junub  jika setelah tangan seorang bidan masuk ke farji, untuk memasang atau melepas alat KB spiral?

JAWABAN

Diwajibkan mandi junub bagi orang yang mimpi basah, bertemunya dua yang dikhitan, dan yang melakukan jima'.

Adapun tangan bidan yang masuk ke dalam farji untuk memasang atau melepas spiral KB, maka bukan termasuk hadats besar yang mewajibkan untuk mandi.
Barakallahu fiki.

PERTANYAAN 2

Bismillah.
Ana ingin bertanya mengenai khalwat.
Apakah termasuk berkhalwat jika kita berduaan dengan laki-laki dalam rangka melakukan teransaksi jual beli? Apabila hal itu termasuk khalwat yang dilarang, lalu bagaimana solusinya? atas jawaban Ustadzah, saya ucapkan jazakumullahu khairan.

JAWABAN

Transaksi jual beli yang dilakukan hanya 'berdua' antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram termasuk khalwat yang diharamkan.

Solusinya harus disertai orang ketiga dari mahram si wanita, sehingga bukan lagi khalwat/berduaan.
Barakallahu fiki.

PERTANYAAN 3

Bismillah.
Ana dan ipar (wanita), setiap hari antar jemput anak-anak ke sekolah dan kami diantar seorang sopir. Apakah hal itu diharamkan?

JAWABAN

Untuk menghilangkan 'khalwat', hanya dengan satu cara, yaitu harus ada pihak ketiga laki-laki sebagai mahram wanita, anak-anak jika sudah mencapai usia mumayyiz bisa menjadi mahram.

Allahu a'lam wa barakallahu fiki.

PERTANYAAN 4

Bismillah.
Ustadzah, ana ingin bertanya, apakah darah haidh yang keluar belum berbentuk darah, contohnya masih berwarna coklat muda, sudah dihukumi sebagai haidh? Atas jawaban Ustadzah ana ucapkan jazakumullahu khairan.

JAWABAN

Darah coklat jika keluar di hari-hari rutinitas haidh, maka dihukumi haidh.
Darah coklat atau flek-flek yang keluar di luar hari-hari biasanya mendapati haidh, maka itu bukan haidh, juga apabila keluar setelah suci dari haidh, juga tidak dihukumi haidh.
Allahu a'lam wa barakallahu fiki.



Nisaa` As-Sunnah
Lebih baru Lebih lama