Kajian Tauhid Kitab Tsalatsatul Ushul (Pertemuan 49) : ISTI'ANAH (Mencari/ Meminta Pertolongan)

ISTI'ANAH (Mencari/ Meminta Pertolongan)


KAJIAN TAUHID
Dari kitab:
Tsalatsatul Ushul
(Tiga Landasan Utama)
Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله تعالى
Syarah/Penjelasan oleh:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله


بسم الله الرحمن الرحيم
:الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد

Akhawati fillah kita lanjutkan kajian TAUHID,  masih pada MACAM-MACAM IBADAH.

Kita kaji sekarang ibadah ISTI'ANAH

Kita kembali pada MATAN:

:ودليل الإستعانة قوله تعالى
{ إياك نعبد وإياك نستعين }
  [سورة الفاتحة: ٥]
،  :وفي الحديث
  .(( إذا استعنت فاستعن بالله))

"Dan dalil isti'anah adalah firman Allah ta'ala, 
"Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan." (QS. Al-fatihah: 5)
Dan dalam hadits: 
"Apabila kamu mohon pertolongan,  maka mohonlah pertolongan kepada Allah." (HR. Ahmad 1/293, dan At-Tirmidzi 4/575)

SYARAH/PENJELASAN:

ISTI'ANAH

Maknanya: mencari/meminta pertolongan.

ISTI'ANAH ada beberapa macam, yaitu:

1. ISTI'ANAH KEPADA ALLAH.

Yakni isti'anah yang mengandung kesempurnaan sikap MERENDAHKAN diri dari seorang hamba kepada Rabb-nya.
Menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Serta meyakini bahwa Allah akan mencukupinya.

Dan hal ini tidak dilakukan, kecuali HANYA untuk Allah semata.

Dalil isti'anah adalah firman Allah ta'ala:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

"Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan." (QS. Al-Fatihah: 5)

Segi pengkhususan pada ayat tersebut, di mana Allah ta'ala mendahulukan OBYEK kalimat pada kata إياك, sedangkan kaidah bahasa Arab yang dengannya Al-Quran diturunkan, menjelaskan bahwa mendahulukan kata yang seharusnya diakhirkan akan memberikan makna PEMBATASAN dan PENGKHUSUSAN.

Karena itu maka mengarahkan ISTI'ANAH jenis yang pertama ini kepada selain Allah ta'ala merupakan SYIRIK AKBAR (SYIRIK BESAR) yang mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.

Keterangan pen.:

Lafazh pada ayat:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

"Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan."

Dalam susunan bahasa Arab, konteks kalimatnya:

نٙعْبُدُكٙ وٙنٙسْتٙعِيْنُكٙ

"Kami beribadah kepada-Mu dan kami meminta pertolongan kepada-Mu."

Kami sebagai subyek.
Beribadah sebagai predikat.
Kepada-Mu sebagai obyek.

Akan tetapi Allah ta'ala dalam firman-Nya MENDAHULUKAN OBYEK, sehingga kalimat dalam firman-Nya,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Dalam kaidah bahasa Arab, ketika OBYEK yang seharusnya diakhirkan kemudian ternyata DIDAHULUKAN  (diletakkan di AWAL kalimat), maka akan mengandung makna PEMBATASAN dan PENGKHUSUSAN.

Sehingga maknanya bukan lagi:
Kepada-Mu kami beribadah dan kepada-Mu kami memohon pertolongan.

Tapi maknanya yang benar:
HANYA kepada-Mu kami beribadah dan HANYA kepada-Mu kami mohon pertolongan.

Yakni maknanya mengandung PEMBATASAN dan PENGKHUSUSAN dalam beribadah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah.

Maknanya bisa difahami sebagai berikut:
HANYA kepada-Mu kami beribadah dan kami tidak beribadah kepada selain-Mu.
HANYA kepada-Mu kami mohon pertolongan dan kami tidak mohon pertolongan kepada selain-Mu.

(Selesai Keterangan pen.)

Macam isti'anah yang kedua.

2. ISTI'ANAH KEPADA MAKHLUK pada perkara yang dia MAMPU melakukannya...

Bersambung insya Allah

Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 9 Rajab 1438 H / 6 Maret 2017.


Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing.


Barakallahu fikunna

Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Tsalatsatul Ushul yang telah berlalu, silakan mengunjungi:

Website
      ● http://www.nisaa-assunnah.com
     
Channel Telegram
      ● http://t.me/nisaaassunnah
      ● http://t.me/tsalatsatulushul



Nisaa` As-Sunnah
Lebih baru Lebih lama