ADA APA DENGAN NATAL DAN TAHUN BARU MASEHI? ~ Bagian 2 ~ ▫️





ADA APA DENGAN NATAL DAN TAHUN BARU MASEHI? ~ Bagian 2 ~ ▫️


PESTA TAHUN BARU MASEHI




Perayaan malam tahun baru Masehi selalu identik dengan acara-acara seperti berikut:


- Meniup terompet [tasyabbuh]

- Bertukaran hadiah [tasyabbuh]

- Menyalakan kembang api [mubazir]

- Konvoi [kejahilan]

- Menghitung detik-detik tengah malam [kejahilan]

- Menonton layanan malam [haram]

- Berpesta pora di larut malam [kemaksiatan]

- Dan lain-lain



Pelanggaran-pelanggaran lainnya:


- Kumpul campur baur pria-wanita [haram]

- Pesta musik, disko, dan menari [haram]

- Pesta miras dan narkoba [dosa besar]

- Perjudian [dosa besar]

- Kegaduhan dan perkelahian [maksiat]

- Membuang-buang waktu [mubadzir]

- Menghabiskan waktu dan tenaga [kejahilan]

- Menghambur-hamburkan uang [mubazir]

- Mengganggu kesehatan fisik [sia-sia]

- Begadang hingga luput dari shalat subuh [dosa besar]

- Tidak mengingkari kemungkaran [dosa]

- Ikut dalam berbagai kemaksiatan [dosa]

- Mengganggu istirahat orang lain [dosa]

- Dan lain-lain



Telah disinggung sebelumnya bahwa tahun baru Masehi sangat erat kaitannya dengan unsur keagamaan Nasrani. 

Namun walaupun demikian realitanya, tidak sedikit di antara anak-anak muslimin yang terjerembab ke dalam jurang-jurang kejahilan tersebut.


Bandingkan saja. Peringatan tahun baru Hijriyah merupakan kesia-siaan belaka karena hal itu tidak pernah ada tuntunannya dari Rasulullah ﷺ maupun para Sahabat. Kendati tahun Hijriyah telah disepakati sebagai kalender resmi kaum muslimin secara absah. 

Sebab segala bentuk perbuatan yang disandarkan kepada Islam harus memiliki asas dasar dari Alqur'an maupun Sunnah Nabawiyah.


Lalu bagaimana dengan pemeriahan tahun baru Masehi yang bersumber dari kaum Nasrani? 


Ini merupakan perbuatan 'tasyabbuh', yakni bentuk penyerupaan diri kepada adat kegamaan orang-orang kafir. 

Dan tasyabbuh telah dilarang oleh Rasulullah ﷺ. Beliau bersabda:


مَنْ تَشَبّهَ بِقَوْم فَهُوَ مِنْهُم.


"Barang siapa yanmenyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut." (HR. Bukhori dan yang selainnya)



MENUNGGU DETIK-DETIK PERGANTIAN TAHUN?


Tentu mereka tidak pernah sudi untuk dikatakan bodoh. Tapi lihatlah tingkah kurang kerjakan seperti ini benar-benar nyata di depan mata. 

Kita bisa menyaksikan kejahilan ini terjadi di mana-mana. Allahul Musta'an.


Padahal coba dinginkan kepala lalu renungkan sekali lagi. Apa manfaat yang bisa didapat dari kesia-siaan ini? Ditunggu ataupun tidak ditunggu, toh tahun tetap akan berganti!


Seharusnya mereka menghitung detik-detik umur yang kian hari kian mengurangi masa hidup. Sementara bekal amatlah jauh untuk dikata cukup. Andai ajal di kala itu datang menjemput, maka itulah di antara su'ul khotimah. 

Dengan maksiat usia pun ditutup.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ


"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." [Q.S. Al-Hashr 18]



•• Bersambung ••







•┈┈┈┈•✿❁•••❁✿•┈┈┈┈•


📬 Diposting ulang hari Kamis, 16 Jumadil Awwal 1442 H / 16 Desember 2020 M







🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀










 

Lebih baru Lebih lama